Jumat 13 Jun 2014 10:22 WIB

Agar Si 'Tangan di Bawah' Segera Naik Kelas (1)

Pemberdayaan ekonomi umat adalah kerja bersama.
Foto: Republika/Prayogi
Pemberdayaan ekonomi umat adalah kerja bersama.

Oleh: Siwi Tri Puji B

Upaya pemberdayaan ekonomi umat perlu kerja bersama. Saatnya ormas Islam bergerak bersama.

Dapatkah antarorganisasi massa keislaman bersinergi untuk bersama-sama memberdayakan ekonomi umat? Pertanyaan inilah yang bergaung dalam dua sesi pertemuan para tokoh ormas Islam pusat dan daerah di dua provinsi yang berbeda, Jambi dan Kalimantan Timur.

Sebanyak 30 tokoh agama yang merupakan pengurus pusat ormas keislaman mainstream, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, Mathla'ul Anwal, Persatuan Umat Islam, Al-Irsyad, dan Dewan Masjid Indonesia duduk bersama untuk membincangkan ukhuwah islamiyah dan pemberdayaan ekonomi umat.

Mengapa antarormas harus bersinergi? Menurut peneliti dan mantan deputi sekretaris wakil presiden bidang Kesejahteraan Rakyat Yusuf Asry, pemberdayaan ekonomi umat memang harus “dikeroyok” bersama.

Saat ini, masing-masing ormas keislaman memiliki kegiatan dalam pemberdayaan ekonomi, tapi berjalan sendiri. “Alangkah baiknya jika saling melengkapi dan bergerak bersama,” ujarnya.

Menurut Yusuf, perlu dibuka jembatan komunikasi dan saling pengertian untuk meningkatkan kerja sama nyata dalam menanggulangi masalah-masalah kemiskinan dan kebodohan. “Bukan masanya lagi perbedaan dijadikan sebagai alasan saling berseteru, tapi kekuatan positif bagi terciptanya sinergi yang indah di antara kita,” katanya.

Abdul Aziz, Staf Ahli Otonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) menyatakan, kerja sama antarormas sangat ditunggu umat. “Kerja sosial dan keagamaan ormas Islam dinantikan, terutama dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan,” katanya.

Mengapa demikian? Fenomena kemiskinan pada sebagian besar umat Islam sangat kasat mata. “Setidaknya, dalam mempertahankan kelangsungan hidup, banyak dari mereka yang hanya menjual keringat dengan harga yang sangat rendah,” katanya. Dalam masalah SDM, kata dia, harus diakui bahwa tingkat pendidikan umat islam masih jauh dari harapan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement