Senin 02 Jun 2014 14:08 WIB

Islam Bersemi di Tatar Sunda (3-Habis)

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: M Akbar
Kemilau Nusantara: Penampilan kesenian terebangan dari Cirebon, Jabar pada karnaval seni budaya 'Kemilau Nusantara 2013' di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (12/10) malam. Dalam acara taunan tersebut, berbagai seni budaya khas daerah di nusantara d
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kemilau Nusantara: Penampilan kesenian terebangan dari Cirebon, Jabar pada karnaval seni budaya 'Kemilau Nusantara 2013' di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (12/10) malam. Dalam acara taunan tersebut, berbagai seni budaya khas daerah di nusantara d

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1513 M, Islam dikabarkan sudah meluas hingga ke Indramayu. Laksamana Cheng Ho yang juga seorang Muslim, juga sempat singgah di kota berpenduduk Islam di Cirebon pada abad ke-15 atau 16 M.

Mengutip penjabaran Carita Purwaka Caruban Nagari (Sejarah Mula Jadi Cirebon) pada 1972 oleh Atja, Mumuh menuliskan Syekh Datuk Kahfi menyarankan Walangsungsang dan Lara Santang untuk berhaji. Di Tanah Suci, Lara Santang menikah dengan Sultan Mahmud atau Syarif Abdullah. Nyai Lara Santang mendapat gelar Syarifah Mudaim. Dari pernikahan mereka lahir Syarif Hidayat pada 1448 M. Syarif Hidayat kelak menjadi salah satu wali dari Wali Songo.

Rute

Islam menyebar ke sekeliling ibu kota Kerajaan Sunda yang ketika itu berpusat di Kota Pakuan (kini Bogor). Pada 1579 M, barulah pasukan Kerajaan Banten masuk dan menaklukkan Pakuan dari arah barat.

Secara garis besar, akademisi Universitas Padjadjaran Edi S Ekadjati dalam "Penyebaran Agama Islam di Jawa Barat" memetakan penyebaran Islam di Jawa Barat ke dalam enam rute:

- Cirebon - Kuningan - Talaga - Ciamis.

- Cirebon - Kadipaten - Majalengka - Darmaraja - Garut.

- Cirebon - Sumedang - Bandung.

- Cirebon - Talaga - Sagalaherang - Cianjur.

- Banten - Jakarta - Bogor - Sukabumi.

- Banten - Banten Selatan - Bogor - Sukabumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement