Ahad 01 Jun 2014 18:19 WIB

Abu Dzar al-Ghifari, Bangga dengan Islam (3-habis)

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra

Saat ini mulai jarang orang bangga dengan identitas keislaman.

Rasulullah SAW sudah meramalkan umatnya suatu saat nanti akan dihinakan kaum kafir. Rasulullah SAW mengibaratkan umatnya pada akhir zaman seperti makanan lezat yang diperebutkan orang kafir.

Apakah umat Islam waktu itu sedikit, wahai Rasulullah?” tanya salah seorang sahabat. “Bahkan, jumlah kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi, keadaan kalian seperti buih di lautan,” jawab Rasulullah. (HR Abu Daud).

Penyebabnya, umat Islam mengalami krisis kebanggaan terhadap agama mereka. Mereka mengejar dunia dan melupakan akhirat.

Penyakit seperti ini dinamakan Rasulullah SAW dengan sebutan wahn. ”(Wahn itu) cinta kepada dunia dan takut mati,” sabda Rasulullah (HR Abu Daud).

Lihatlah bagaimana jayanya Islam dahulu. Pada abad pertengahan, seluruh aspek kehidupan dikuasai umat Islam saat itu. Para ilmuwan dan cendekiawan semuanya berasal dari umat Islam.

Lihatlah betapa agungnya arsitektur peninggalan zaman keemasan Islam, mulai dari Cordoba (Spanyol), Persia, sampai peninggalan Wali Songo di Indonesia.

Semuanya menjadi bukti keagungan Islam. Rahasianya, karena kebanggaan mereka mengusung Islam sebagai sumber gaya hidup, hukum, dan seluruh aspek kehidupan mereka.

Umat Nabi Muhammad SAW adalah umat terbaik yang pernah ada di muka bumi. Seperti firman Allah SWT, “Kalian (umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi umat manusia (karena) kamu menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran [3]: 110).

Untuk itulah, tak perlu merasa malu maupun rendah diri ketika mengusung Islam. Bawalah Islam dalam setiap aspek kehidupan kita. Praktikkanlah seluruh nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah, dengan itulah Allah memuliakan kita.

Sebagaimana firman Allah, “Janganlah kamu merasa hina dan jangan pula kamu bersedih hati. Kamulah yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman.'' (QS Ali Imran [3]: 139).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement