REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) berharap kemampuan sumber daya manusia (SDM) bidang hisab dan rukyat di kalangan anggota negara MABIMS diperkuat. Ini mengingat problematika penetapan awal bulan Qamariyah terjadi hampir di seluruh negara-negara Islam.
Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) merupakan pertemuan tahunan. Sampai saat ini tak semua SDM anggota MABIMS memiliki keterampilan dalam melakukan hisab dan rukyat.
MABIMS merupakan pertemuan tahunan antara delegasi para menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Dalam sambuannya, ia menyoroti tidak meratanya kompetensi masing-masing negara dalam bidang hisab dan rukyat. Tidak semua negara anggota MABIMS mempunya SDM yang mempunyai keahlian di bidang hisab rukyat.
"Tidak semua SDM anggota negara MABIMS memiliki keterampilan dalam melakukan hisab dan rukyat. Muzakarah ini saya harap merekomendasikan program saling tukar ilmu pengetahuan agar kita memiliki kemampuan yang sama dalam pelaksanaan hisab-rukyat," pesannya kepada para delegasi MABIMS.
Ia mengingatkan, problematika penetapan awal bulan Qamariyah terjadi hampir di seluruh negara-negara Islam. Ia pernah diundang oleh Majelis Fatwa di Turki dalam sebuah pertemuan yang juga dihadiri oleh utusan dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Ternyata problem mereka hadapi juga sama.
Jadi, katanya, bukan saja di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia saja. Tapi negara-negara lain juga mengalami hal yang sama, katanya.
Namun, ia berharap setiap anggota MABIMS dapat merangkul semua kelompok dalam Islam di negara masing-masing. Khususnya yang memiliki aturan dan kriteria hisab-rukyat yang berbeda dalam menetapkan awal bulan Qamariyyah.