Senin 19 May 2014 18:49 WIB

Jamaah Haji Langkat Cemaskan 'Flu Arab'

Rep: c78/ Red: Asep K Nur Zaman
Jamaah haji mendengarkan ceramah di Masjid Nabawi, Madinah.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jamaah haji mendengarkan ceramah di Masjid Nabawi, Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kecemasan terhadap merebaknya kasus 'flu arab' mulai menghantui calon jamaah haji Indonesia. Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, misalnya, sampai harus mendatangi kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta.

Sebanyak 16 orang perwakilannya melakukan audiensi dan disambut oleh Bagian Organisasi Tata Laksana Kepegawaian Kemenag. Mereka menuntut  penjelasan soal wabah mematikan bernama Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) itu. 

 

“Kami menjadi penyambung lidah para calon jamaah haji asal Langkat, mempertanyakan kejelasan bahaya virus MERS,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Langkat, Sugiono, kepada Republika, Senin (19/5). 

 

Dia mengungkapkan, sejumlah jamaah di langkat merasa khawatir terhadap pemberitaan tentang bahaya MERS yang gencar di media. Ia juga meminta Kemenag untuk memberikan rekomendasi terkait hal terbaik yang mesti dilakukan jamaah ketika melaksanakan ibadah haji nantinya.

 

DPRD Kabupaten Langkat juga mempertanyakan soal pengurangan kuota haji sebesar 20 persen yang dilakukan pemerintah Saudi Arabia. Pasalnya, para jamaah telah sekian lama menunggu antrean haji, ia berharap pemerintah Indonesia dapat mengupayakan agar kuota tidak lagi mengalami pengurangan.

 

Kepala Bagian Organisasi Tata Laksana Kepegawaian, Arif N, mengatakan, Kemenag juga belum mendapat memastikan petunjuk dan cara penyebaran MERS. Yang pasti, sebagaimana kebijakan yang telah digulirkan, pemerintah baru menerapkan travel advice dan calon jamaah haji sebisa mungkin menjaga kesehatan selama bepergian ke Makkah.  

 

Menyoal pengurangan kuota haji pun, pemerintah telah berupaya untuk meminimalisasirnya. Namun, karena di salah satu kawasan haji sedang dilakukan rehabilitasi fisik, maka ada pengurangan kuota. Ke depan, diharapkan pada 2016 sampai 2017, kuota akan kembali normal.

 

Menanggapi audiensi Langkat dan pemberitaan seputar MERS CoV, komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), M Thoha Sujak, mengungkapkan, ragam pemberitaan soal pasien //suspect// terkena flu arab kebanyakan dalam status dugaan. Namun, sejauh ini belum ada yang terbukti.

 

Di daerah Jember (Jawa Timur), misalnya, ada tujuh orang yang diduga terjangkit MERS-CoV setelah melakukan perjalanan umrah ke Tanah Suci. Ada pula beberapa dari Daeraj Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Medan (Sumatra Utara). “Keseluruhan hanya diduga, tapi tidak terbukti MERS,” kata Thoha.

 

Lagi pula, lanjut dia, adalah wajar jika para jamaah mengalami sakit flu, apa lagi untuk jamaah berusia lanjut. Dia pun mengimbau agar masyarakat, terutama media, tidak membuat kepanikan dengan membesar-besarkan kasus MERS agar tidak memicu kekhawatiran calon jamaah haji yang sudah bertekad bulat ke Tanah Suci.

 

Meski begitu, Thoha tetap mengingatkan agar seluruh jamaah haji dan umrah menjaga kualitas fisik dan mentalnya, agar tidak terserang virus yang “katanya” mematikan itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement