Ahad 18 May 2014 19:16 WIB

AHSIN: Berpotensi Jadi Pemimpin Pariwisata Syariah

Rep: Ichsan Emerald Alamsyah/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah model meramaikan stan promosi Wisata Syariah Indonesia dalam acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sejumlah model meramaikan stan promosi Wisata Syariah Indonesia dalam acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya promosi pariwisata syariah diakui membuat Indonesia belum menjadi pusat tujuan wisatawan Muslim. Itu sebabnya, melalui Konferensi Pariwisata Syariah, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) diharapkan dapat mendorong perkembangan industri pariwisata syariah Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia (AHSIN) mengatakan Indonesia memiliki banyak lokasi wisata, juga didukung mayoritas penduduk yang beragama Islam.''Minimal Sekretariat untuk pariwisata syariah berpusat di Jakarta,'' tutur dia kepada media, Jumat (16/5).

Selain itu ia berharap konferensi ini mendorong pemerintah membuat program berkesinambungan. Sehingga siapapun presiden atau pemerintahnya, Indonesia tetap terus mengembangkan pariwisata syariah. 

Hanya saja saat ini pekerjaan rumah besar setiap pemegang kepentinga adalah menyediakan lokasi wisata yang bersahabat bagi wisatawan muslim. Artinya di lokasi wisata ada tempat beribadah dan tempat membersihkan diri.

Sebelumnya, sebagai tindak lanjut pertemuan Menteri Pariwisata negara anggota OKI, Indonesia pun menggagas forum pengembangan wisata syariah. Usulan ini telah mendapat persetujuan dari mayoritas anggota sidang yang menyetujui lokasinya berada di Indonesia. Nama forum tersebut adalah ''The 1st OIC International Forum on Islamic Tourism,''.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement