REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Edukasi mengenai produk halal telah berjalan. Hingga kini juga masih berlangsung.
Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim mengatakan edukasi mencakup sosialiasi tentang halal dan produk halal. Audiensnya masyarakat, perusahaan, dan media.
Bahkan, salah satu fitur pada Blackberry Z3 yang diluncurkan Selasa (13/5), ada konten halal MUI. Ini memudahkan pengguna Z3 memperoleh berbagai informasi tentang halal. Di dalamnya ada produk halal, direktori halal, berita, hingga pendaftaran sertifikasi halal.
Fasilitas informasi halal gratis ini merupakan kerja sama antara LPPOM MUI dan Blackberry Commerce. Kesepakatan ditandatangani 21 April 2014. Namun, Lukmanul Hakim mengakui, semua upaya edukasi itu masih belum cukup.
Sebab, Indonesia mempunyai wilayah sangat luas dan pandangan masyarakatnya beragam. “Kami mengajak pemerintah, ormas Islam, dan perguruan tinggi ikut mengedukasi masyarakat tentang halal,” katanya, Kamis (15/5).
Lukmanul menegaskan, edukasi halal kepada masyarakat tak bisa hanya dilakukan LPPOM MUI. Ia mengungkapkan, masyarakat di Indonesia masih permisif pada semua produk. Mereka tak terlalu ketat mencermati produk yang akan dikonsumsinya.
Idealnya, masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim selalu menegaskan hanya produk halal yang mereka makan. Menurut dia, pilihlah produk yang bersertifikat halal. Untuk menjamin agar semua produk halal, kata dia, pemerintah harus tegas.
Ini berarti, pemerintah mewajibkan semua perusahaan menyertifikasi halal produknya. Jadi, konsumen terjamin hanya akan mendapatkan produk yang telah jelas status kehalalannya.
Ketua Komisi VIII DPR Ida Fauziyah memandang kesadaran konsumen soal produk halal rendah. Inilah yang kemudian memicu marak beredarnya produk tak halal termasuk di pasar swalayan.
“Perlu penyadaran kepada mereka. Tapi, semua pihak harus bergerak. Tak bisa mengandalkan pihak tertentu saja,” katanya. LPPOM MUI tentu tak bisa menjangkau seluruh masyarakat secara optimal dalam penyadaran mengenai produk halal ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
