Rabu 14 May 2014 17:00 WIB

Politikus Turki: Eropa Biang Keladi Prasangka Negatif Tentang Muslimah

Muslimah berjilbab.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Muslimah berjilbab.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Merve Kavakci, politikus Turki yang saat ini menjadi dosen Hubungan Internasional di George Washington University, menuduh Eropa menyebarkan benih prasangka tentang Muslimah. "Negara-negara Barat mengatakan Islam merendahkan perempuan," kata dia seperti dilansir worldbulletin.com, Rabu (13/5).

Sayangnya, kata dia, prasangka itu telah mempengaruhi umat Islam sendiri. Di Turi misalnya, ada sikap yang akhirnya memandang rendah Muslimah. Dalam konteks ini, jilbab menjadi simbolnya. "Beruntung perubahan telah terjadi, pemerintah Turki telah menghilangka prasangka tersebut," kata dia.

Kavakci merupakan saksi dari prasangka tersebut. Ketika terpilih menjadi anggota parlemen, ia dilarang mengambil sumpah karena jilbabnya. Ia pun diserang, dengan isu kewarganegaraan ganda. Inilah yang membuat Kavakci terlempar dari kursi parlemen.

Wakil Menteri Urusan Kebijakan Sosial dan Keluarga Turki, Nesrin Celik mengungkap Muslima berjilbab dapat menjadi bagian dari dunia modern tanpa membuat konsesi apapun dalam urusan agama. "Citra perempuan Muslim yang lemah, buta huruf dan miski seolah plot yang disiapkan. Ini seolah menjadi nyata ketika intensitas serangan Islamofobia kian meningkat," ucap dia.

Pada abad ke-17, kata Celik,  Barat juga mengalami masa dimana posisi perempuan begitu memprihatinkan. Ini yang mendorong gerakan perempuan dalam capaian kesetaraan dalam bidang ekonomi, politik dan sosial.

"Baru abad ke-20. perempuan Barat bisa menikmati posisinya searnag ini," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement