Selasa 13 May 2014 14:06 WIB

Guru NU Prihatin Merajalelanya Situs Porno di Indonesia

Rep: C57/ Red: Didi Purwadi
Anti-Pornografi (ilustrasi)
Foto: ROL
Anti-Pornografi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Hasil survei Toptenreview, salah satu lembaga survei internet terkemuka, menunjukkan Indonesia merupakan pengakses pornografi terbanyak ketujuh di dunia dengan kata kunci "sex". Sedangkan khusus mesin pencari google, Indonesia ada di urutan keempat pencari materi pornografi terbanyak dengan kata kunci itu.

Wakil Ketua Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Rudolf Chrisoekamto, menyatakan turut prihatin terhadap merajalelanya situs porno di Indonesia. Persoalan ini membuat moral bangsa menjadi taruhan.

"Merajalelanya situs porno di Indonesia membuat semangat dan arah reformasi semakin tidak jelas tujuannya," tutur Rudolf saat dihubungi Republika Online pada Senin malam (12/5).

Persoalan moral, ujar Rudolf, menjadi taruhan bangsa akibat maraknya situs porno di Indonesia. Kehidupan bangsa pun tidak jelas hendak diarahkan ke mana akibat munculnya "cultural shock".

Pornografi, papar Rudolf, memiliki dampak negatif yang mengerikan. Itu sebabnya dibuat kurikulum 2013. Salah satu tujuannya untuk membendung dampak keterbukaan itu.

Selain itu, lanjut Rudolf, keterlibatan berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengatasi masalah situs porno, terutama guru dan orang tua sebagai benteng terdepan bagi pendidikan dan perlindungan anak.

Begitu pula dengan media massa, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) yang perannya sangat amat diperlukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement