Ahad 11 May 2014 19:58 WIB

Masjid Assalam Nantes, Gaya Arab-Turki dalam Balutan Modern (3-habis)

Masjid Assalam, Nantes, Prancis.
Foto: Recettes.al-manakh.com/c
Masjid Assalam, Nantes, Prancis.

Oleh: Mohammad Akbar

Masjid ini mampu menampung jamaah hingga 6.000 orang. Bila perlu, jamaah dapat pula menggunakan lantai mezanin atau ruang balkon.

Sedangkan, pada bagian utama, terdapat pula tiang pilar berbentuk bulat. Untuk menghiasi tiang ini dihadirkan keramik Turki yang sarat dengan hiasannya yang cerah.

Pada bagian tengah dari tiang pilar tersebut dibuat tempat yang dapat digunakan untuk menaruh Alquran. Materialnya terbuat dari kayu.

Sebagai penghubung antarpilar tersebut disajikan bentuk melengkung. Lengkungan semacam ini menjadi identitas khas dari gaya arsitektur Islami peninggalan bangsa Moor yang ada di Spanyol.

Dengan keragaman yang menghiasi konsep arsitektur masjid ini, tak salah kiranya jika Anda berkesempatan melancong ke Nantes, sempatkanlah waktu untuk beribadah di tempat ini. Dengan singgah ke tempat ini, Anda akan bisa menemukan suasana berbeda dari pakem bangunan masjid yang ada selama ini.

Jawaban bagi Muslim Nantes

Pembangunan Masjid Assalam membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Untuk merampungkan pembangunan masjid ini, Bader Abdullah al-Darwish kabarnya telah mengucurkan dana hingga 10 juta dolar AS.

Ia sendiri seorang pengusaha asal Qatar. Selain dana tersebut, ada juga dana hasil infak umat Islam yang mencapai lima juta euro.

Dengan besarnya kucuran dana dari pengusaha Qatar tersebut, tak salah juga kiranya jika di samping masjid ini dibangun sebuah pusat informasi mengenai dunia Islam. Bangunan tersebut diberinya nama The Abdullah Al-Darwish Cultural Center. Tempat ini menyediakan ruang perpustakaan, konferensi, kelas, hingga galeri.

Abdelkhalek Chadli, presiden Masyarakat Islam Prancis barat (AIOF), menjelaskan, Masjid Assalam ini hadir sebagai jawaban terhadap minimnya sarana tempat ibadah di Kota Nantes. Sebelumnya, kata dia, umat Islam hanya memiliki Masjid El Forqune yang memiliki daya tampung sangat terbatas.

“Selama delapan tahun, begitu besar. Masjid El Forqane selama ini tak mampu menampung banyak jamaah. Orang-orang terpaksa beribadah ke luar, tentunya ini sangat menyulitkan ketika memasuki musim dingin,” kata Abdelkhalek saat peresmian masjid ini pada 17 November 2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement