REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Fakhruddin
JAKARTA — Pemuda Muhammadiyah berharap agar pemimpin Indonesia yang akan terpilih mendatang tidak melupakan elemen organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan. Pemerintah ke depan dituntut untuk bekerja sama dengan para pemuda dan masyarakat luas.
“Bagaimanapun, tugas membangun Indonesia tidak bisa dilakukan pemerintah sendirian tanpa bantuan dan partisipasi masyarakat luas,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay saat refleksi milad ke-82 Pemuda Muhammadiyah, Rabu (2/5).
Menurutnya, Pemuda Muhammadiyah selalu siap dan membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak manapun dalam memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.
Pemuda Muhammadiyah, kata Saleh, mensyukuri atas prestasi dan capaian yang diperoleh selama 82 tahun terakhir.
Usia ini sekaligus menunjukkan Pemuda Muhammadiyah lebih tua dari usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejak berdiri 2 Mei 1932, kata Saleh, tidak bisa dimungkiri Pemuda Muhammadiyah telah banyak memberikan kontribusi dalam mengawal perjalanan bangsa Indonesia.
“Bahkan, tanpa tedeng aling-aling, dapat disebutkan salah seorang pejuang kemerdekaan, Jenderal Sudirman, yang banyak dibanggakan saat ini adalah putra kandung Pemuda Muhammadiyah,” ujarnya.
Semangat perjuangan itu, Saleh menegaskan, sampai hari ini masih menjadi modus eksistensi Pemuda Muhammadiyah dalam mengembangkan sayap dakwahnya.
Selain itu, Pemuda Muhammadiyah melalui Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) selalu turut berpartisipasi dalam penanganan bencana dan aksi-aksi kemanusiaan lainnya.
“Sebagai anak bangsa, Pemuda Muhammadiyah tidak pernah keberatan untuk bekerja sama dengan elemen bangsa lainnya dalam membangun masyarakat,” lanjutnya.