Jumat 02 May 2014 18:28 WIB

Nusayibah binti Ka’ab, Ibu Para Pemimpin

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Hafidz Muftisany
ilustrasi
Foto: Reuters/Amit Dave
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Nusaibah binti Ka’ab dikenal dengan gelar Ummu Ummara, Ibunya para pemimpin. Dia merupakan salah seorang wanita yang pertama masuk Islam.

Nusaibah adalah wanita keturunan Bani Najjar, sebuah suku yang hidup di Madinah. Dia adalah adik dari Abdullah bin Ka’ab.

Nusaibah dikenal juga sebagai ibu dari pejuang Islam Abdullah dan Habib bin Zaid al Ansari. Nusabah masuk Islam bersama dengan 74 pemimpin, pejuang dan negarawan Madinah saat baiat Aqabah II tahun 622 M.

Saat itu hanya ada dua orang wanita yang bersumpah setia untuk masuk Islam, yaitu Nusaibah dan Asma binti Amr bin Adiy.

Kedua putranya dari suami pertama Zaid bin Asim Mazni terkenal sebagai mujahid karena telah mengorbankan nyawanya ketika melakukan pertempuran. Abdullah dan Habib bin Zaid gugur sebagai pahlawan Islam. Habib menjadi utusan untuk memerangi nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab. Habib pun syahid dibunuh Musailamah dengan keji.

Setelah suaminya Zaid wafat, Nusaibah menikah dengan Ghazyah bin Amr dan memiliki putra Tameen dan putri khawlah.

Nusaibah dikenal sebagai Mujahidah dan cerita kepahlawannya gemilang saat Perang Uhud. Semula Nusaibah ikut berperang seperti wanita lain untuk menyediakan keperluan logistik.Nusaibah bertugas sebagai pembawa air bagi tentara Rasulullah SAW. Sedangkan suami dan kedua anak laki-lakinya terjun langsung ke medan perang.

Namun saat perang berlangsung, terdapat pemanah Muslim yang tidak mematuhi perintah. Mereka tergoda dengan kemenangan dan harta rampasan perang. Peta pertempuran pun berubah dan pasukan Islam terdesak, termasuk Nabi Muhammad SAW.

Mengetahui hal itu, Nusaibah langsung mengambil pedang dan perisai untuk terjun langsung melindungi Rasulullah SAW. Nusaibah menjadi tameng untuk melindungi Rasulullah dari panah musuh. Dampaknya ia mendapatkan beberapa luka saat berperang.

Ketika kuda pasukan Quraish menyerang, Nusaibah menarik tali kekang kuda dan memutuskan tali di lehernya agar penunggang kudanya terjatuh. Melihat hal ini, Nabi Muhammad SAW berteriak agar anaknya Abdullah membantu ibunya untuk berdampingan berperang.

Pasangan ini kemudian mengelilingi Nabi. Mereka melemparkan batu pada tentara Quraish.Rasulullah pun melihat Nusaibah banyak mendapatkan luka. Saat perang Uhud, Nusaibah mendapatkan 12 luka sayatan.

Luka kedua belasnya didapatkan oleh pria Quraisy bernama Ibnu Qumiah. Ia mendapat serangan di bahu dan tak sadarkan diri hingga perang usai.

Ketika terbangun setelah pertempuran, pertanyaan pertama yang ditanyakan Nusaibah adalah apakah Nabi Muhammad selamat.

Ummu Umara terkenal dengan keberaniannnya di medan perang. Dia adalah seorang istri yang setia dan ibu yang penuh kasih.Nusaibah memiliki kesabaran yang luar biasa dan sangat terpelajar terutama dalam menghafal Alquran dan Hadis.

Perang yang diikuti olehnya selain Perang Uhud diantaranya perang Hunain, perang Yamamah, perang Khaibar dan perjanjian Hudaibiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement