Kamis 01 May 2014 12:46 WIB

Buku Islam Bersaing Pikat Pembaca (1)

Buku-buku Islam yang dijajakan di sebuah etalase salah satu perkantoran di Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Buku-buku Islam yang dijajakan di sebuah etalase salah satu perkantoran di Jakarta.

Oleh: Fuji Pratiwi

Keragaman produk membantu penerbit buku Islam bertahan.

 

Merintis jalan lewat penulis lokal. Strategi ini ditempuh Penerbit Almawardi Prima. Dari sekadar mencetak buku-buku zikir dan doa, kini penerbit yang dipimpin Afrizal Sinaro itu berkembang. Ragam buku keislaman mereka terbitkan.

Menurut Afrizal, semua memang berasal dari penulis lokal, Ustaz Mawardi Labay. Ciri khas ini tetap terjaga. Maknanya, penerbit lebih mengandalkan penulis lokal. “Tidak selamanya buku terjemahan cocok dengan masyarakat Indonesia,” katanya beberapa waktu lalu.

Lagi pula, kalau bukan penerbit dalam negeri yang menerbitkan karya penulis lokal, siapa lagi yang melakukannya? Demikian alasan lain Afrizal. Ia menambahkan, penulis lokal pun tak kalah hebat ilmunya dibandingkan penulis luar negeri.

Almawardi umumnya memilih penulis dari kalangan ulama yang memiliki jamaah. Selain kontennya memenuhi kebutuhan, sasaran penjualannya pun jelas. Karena pembaca buku Indonesia belum baik, buku yang diterbitkan menggunakan bahasa yang ringan.

“Di sinilah pentingnya berkomunikasi dengan penulis. Sebab, naskah buku adalah kerja sama penulis dengan penerbit,'' kata Afrizal. Soal buku best seller, ia mengaku pemilihan naskahnya memang tergantung feeling.

Sebab, tidak ada jaminan buku yang diprediksi bagus akan laris di pasar. Sebab, ini terkait erat dengan konten dan pemasarannya.

Ia menuturkan, fasilitasi dan kepedulian pemerintah terhadap buku Islam masih minim, termasuk soal distribusinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement