REPUBLIKA.CO.ID,
MANCANEGARA Oleh: Ferry Kisihandi
Pemerintah AS diminta membeli dan memasok bank-bank pangan darurat dengan makanan berstatus halal dan kosher.
Status yang sesuai dengan ajaran Islam dan Yahudi. Ini permintaan pertama kalinya kepada pemerintah menyediakan bantuan sesuai keyakinan agama.
Dua tahun lalu ide ini muncul. Yakni pascaterjadinya badai besar, Sandy, di pesisir timur. Bencana alam tersebut memicu kelangkaan bahan pangan. Ada pula korban beragama Muslim dan Yahudi berharap bantuan makanan halal dan kosher.
Sebuah lembaga filantropi Yahudi di New York, mengingatkan para anggota parlemen mengenai meningkatnya jumlah orang miskin yang meminta bantuan. Saat datang ke bank-bank makanan milik organisasi ini, para dhuafa sering kehabisan makanan kosher.
Kondisi ini kemudian memicu pemikiran mengenai perlunya pasokan makanan darurat dalam jumlah besar sesuai ajaran Islam dan Yahudi. Beberapa upaya memasukkan usulan itu ke dalam aturan menemui benturan.
Dan akhirnya, usulan tersebut tercantum dalam rancangan undang-undang pertanian federal. Rancangan ini diharapkan menjadi undang-undang pada Februari tahun depan.
Dalam rancangan itu, disebutkan pemerintah diminta menyediakan jenis makanan halal dan kosher. Di sisi lain, harga makanan itu seharusnya sama dengan produk pada umumnya.
Ini tantangan Departemen Pertanian untuk menemukan pemasok dengan harga sesuai. ‘’Proses ini akan memakan waktu,’’ kata jubir Departemen Pertanian, Brooke Hardison, Sabtu (26/4).
Paling tidak ada dua wilayah konsentrasi yang permintaan makanan kosher dan halalnya paling tinggi. Wilayah metropolitan New York permintaan kosher tinggi. Sedangkan pusat konsumsi halal dan kosher ada di New York dan Detroit.
Saat ini, Departemen Pertanian memang membeli makanan kosher dan halal namun tak terorganisasi. Melalui aturan baru nanti, jangkauan organisasi amal yang menyediakan makanan halal untuk para dhuafa akan lebih luas.
Zaman International Inc, yang berbasis di Dearbon, Detroit salah satunya. Mereka secara teratur mendistribusikan makanan halal serta memberikan layanan dapur umum. Mereka menyediakan 250 ton makanan panas dan kering sejak 2010.
Setiap bulan mereka melayani sekitar 150 keluarga dengan memberikan makanan kotak dan voucher. Direktur Eksekutif Zaman International Inc Najah Bazzy mengatakan hingga saat ini organisasinya belum pernah memperoleh bantuan pemerintah federal.
Namun saat aturan baru efektif berjalan, ia berencana mendaftarkan organisasinya untuk memperoleh bantuan.
Ia meyakini itu akan menambah banyak bantuan yang bakal sampai ke para dhuafa. Selama ini, anggaran banyak terserap untuk pengadaan daging dan ayam halal.
Menurut Bazzy, jika ada pemasok daging dan ayam halal dengan harga lebih murah, tentu sangat menguntungkan. ‘’Ini memberi akses lebih luas bagi para dhuafa memperoleh makanan bergizi,’’ katanya.