Rabu 16 Apr 2014 20:00 WIB

Islamic Center Canberra Jadi Korban Vandalisme

Aksi vandalisme/ilustrasi
Foto: fotolog.com
Aksi vandalisme/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  CANBERRA -- Aksi vandalisme yang dialami Islamic Center of Canberra mengundang keprihatinan berbagai kalangan. Sebagai ungkapan rasa simpati kepada umat Islam Australia, komunitas keagamaan, diplomatik dan lokal menggelar aksi bersih-bersih.

Anggota Parlemen Federal, Gai Brodtmann mengatakan aksi vandalisme ini menyisipkan sikap kebencian dan anti-Islam. "Ada barang bukti berupa minyak tanah, ini menyakinkan saya bahwa ada seseorang yang ingin membakar bangunan Islamic center," kata dia seperti dilansir The Age, Rabu (16/4).

"Saya benar-benar marah," kata dia.

Presiden Islamic Center of Canberra, Azra Khan mengatakan larutan berbahaya yang ditemukan bukan milik islamic center. Ini artinya, larutan itu dibawa oleh pelaku.

Pendeta Gereja LifeCity, Josh Redding mengatakan jemaatnya terkejut dengan vandalisme dan akan membantu komunitas Muslim membersihkan sisa-sisa vandalisme. "Bertepatan dengan perayaan Paskah, kami ingin memberikan layanan kepada saudara kami, tidak peduli apa latar belakangnya," kata dia.

Khan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu proses pembersihan. Ia berharap bantuan yang diberikan akan memungkinkan pelaksanaan shalat Jumat. "Bantuan yang diberikan begitu luar biasa. Warga Canberra begitu memperhatikan kami," kata dia.

Secara terpisah, Kepolisian Canberra masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara itu, pemerintah setempat memberikan dana hibah sebesar 5 ribu dolar AS guna menginstal sistem keamanan di islamic center.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement