Senin 14 Apr 2014 02:43 WIB

Mustahik Kesehatan Membeludak

Kegiatan Al Azhar Peduli Umat
Kegiatan Al Azhar Peduli Umat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi   

Al Azhar Peduli Ummat menjamin kesehatan para dai melalui asuransi.

JAKARTA – Layanan kesehatan lembaga dan badan zakat membantu pemerintah dalam membantu dhuafa.  Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sudah memiliki empat rumah. Bahkan mustahik yang mesti ditangani Rumah Sehat Baznas di Jakarta membeludak.

Direktur Operasional Baznas Teten Kustiawan mengatakan, penerima manfaat Rumah Sehat di Jakarta yang mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi bertambah banyak .’’Tahun lalu 32 ribu kepala keluarga dan tahun ini 40 ribu kepala keluarga,’’ katanya, Ahad (13/4).

Untuk keperluan ini, setiap bulan Baznas mengalokasikan Rp 170 juta sebagai biaya operasional. Melihat kondisi ini, Teten mengatakan masih perlu layanan yang terjangkau meski sudah ada program jaminan kesehatan masyarakat miskin.

Ia menuturkan, tidak semua rumah sakit melayani jaminan kesehatan masyarakat miskin. Ini membuat opsi pengobatan murah semakin susah diwujudkan. Akhirnya, tak jarang pasien masuk rumah sakit tanpa jaminan kesehatan masyarakat miskin.

Begitu pula puskesmas yang banyak jumlahnya dan merata, masih sebatas penanganan pengobatan. Dengan demikian, meskipun sudah ada jaminan kesehatan masyarakat miskin, celah-celah kekurangan seperti itu diisi Baznas dan lembaga zakat.

Ia menambahkan, persoalan kesehatan warga miskin masih sebatas penanganan kuratif. Tindakan preventif dan promotif yang juga penting, masih belum dikuatkan. Negara juga belum melihat keseluruhan dampak sakitnya kaum dhuafa.

Saat mereka sakit, keluarga juga ikut berkorban dan mereka juga sering luput dari perhatian. Untuk bantuan keluarga, Baznas melihat kasus per kasus. ‘’Kami bisa memberi bantuan hidup kepada keluarga jika memang dibutuhkan,’’ katanya.

General Manager Program Al-Azhar Peduli Ummat Agus Nafi mengatakan, lembaganya lebih memperhatikan pengembangan desa yang memperhatikan kesehatan. Figur sentral yang diprioritaskan dalam program ini adalah ibu dan dai.

Konsep itu diwujudkan dalam Program Desa Gemilang. Salah satu bagian dari program ini adalah bidan gemilang sahabat ibu. ‘’Ini kegiatan preventif dan kuratif serta pendampingan bagi ibu hamil, menyusui, dan ibu rumah tangga,’’ katanya.

Pendampingan ibu hamil menjadi ikhtiar al-Azhar membantu menekan angka kematian ibu dan bayi. Selain itu, program ini mendorong meningkatnya angka harapan hidup anggota keluarganya. Apalagi, akses para ibu dhuafa ke bidan terbatas.

Dalam konteks ini, jelas Agus, Al-Azhar Peduli Ummat mendorong bidan menghampiri para ibu secara intensif. Bidan juga berfungsi dalam membantu edukasi ibu rumah tangga agar bisa mengontrol kesehatan anggota keluarganya.

Sadar fungsi dai dalam komunitas masyarakat, al-Azhar juga menggulirkan program 'Dai Sehat Indonesia'. Program ini bertujuan agar dai dapat berdakwah dengan tenang karena diberi asuransi kesehatan untuk diri dan keluarganya.

Terlebih jika dai-dai itu berdakwah di daerah terpencil atau tinggal terpisah dengan kuarganya,'' kata Agus. Sudah ada sekitar 200 dai di seluruh Indonesia yang diberi asuransi syariah berjangka satu tahun. Ini dapat diperpanjang sesuai evaluasi.

Dai yang dipilih merupakan dai yang menjalankan program Desa Gemilang, berbasis pondok pesantren, desa terpencil, atau memiliki kiprah luar biasa tapi belum mendapat jaminan kesehatan. Agus menjelaskan, sebanyak 20 hingga 25 persen dari zakat terkumpul digunakan untuk program kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement