Senin 07 Apr 2014 20:21 WIB

Niat Menuntut Ilmu Hanya untuk-Nya (2-habis)

Seorang bocah belajar membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Seorang bocah belajar membaca Alquran (ilustrasi)

Oleh: Erdy Nasrul     

Izzat mengutip perkataan Syekh Imam Hammad bin Ibrahim bin Ismail Assyafar al-Anshari.

Ulama tersebut membacakan syairnya kepada Abu Hanifah, “Siapa yang menuntut ilmu untuk akhirat, tentu ia akan memperoleh anugerah kebenaran. Dan kerugian bagi orang yang menuntut ilmu hanya karena mencari kedudukan di masyarakat.”

Boleh menuntut ilmu dengan niat dan upaya mendapat kedudukan di masyarakat. Dengan catatan, posisi itu dipergunakan untuk amar makruf nahi mungkar serta untuk menegakkan agama Allah. Bukan untuk mencari keuntungan diri sendiri, juga bukan karena keinginan hawa nafsu.

Hal itu perlu direnungkan oleh para penuntut ilmu, supaya ilmu yang mereka cari dengan susah payah tidak sia-sia. Izzat menekankan, jangan punya niat untuk mencari dunia yang hina dan fana.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Farida Farichah menyatakan, hati-hati jangan sampai salah niat dalam menuntut ilmu.

Termasuk kesalahan dalam menuntut ilmu adalah ketika seseorang meniatkan ilmu yang diperoleh untuk sekadar menambah atau memperluas wawasan, tanpa ada niat sedikit pun untuk mengamalkannya, atau dia meniatkannya hanya untuk mendebat orang lain dengan ilmunya. “Termasuk hanya untuk merendahkan orang lain dengan ilmu tersebut. Ini niat yang tidak tepat,” katanya.

Ada juga yang hanya untuk menjadikan ilmu sebagai senjata guna menyerang orang lain. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW, dalam riwayat Imam at-Tirmidzi, bersabda, “Barang siapa menuntut ilmu untuk mendebat orang yang bodoh atau menandingi para ulama atau untuk mencari perhatian manusia, maka Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka.”

Farida menjelaskan, ketika seseorang memiliki niat yang benar dalam menuntut ilmu maka pasti akan menemukan kebenaran. Jadi, tanpa adanya niat keduniaan, seseorang ketika menuntut ilmu akhirnya sampai pada pemahaman semua ilmu mengajarkan seseorang untuk mengukuhkan keesaan Tuhan.

“Seseorang akhirnya merasakan ketenangan ketika dia sampai pada pemahaman dan pengalaman bahwa ilmu adalah jalan menuju Tuhan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement