Jumat 04 Apr 2014 16:17 WIB

Kerajaan Islam yang Sukses di Bidang Agraria (1)

Ilustrasi
Foto: Artfulleyegallery.com
Ilustrasi

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Adalah ide brilian dari raja Pajang, yaitu Sultan Hadiwijaya, yang memindahkan pusat pemerintahan dari pesisir utara Jawa menuju ke pedalaman di daerah yang sekarang menjadi Surakarta.

Dengan ini, ia bisa memperluas kekuasannya ke wilayah Jawa lain yang belum terjamah oleh Demak.

Denys Lombard, dalam buku yang ditulisnya, Nusa Jawa: Silang Budaya, menggambarkan kerajaan Hindu-Buddha yang terakhir, Majapahit, telah mengalami keruntuhan. Kepemimpinan pun berganti pada kerajaan-kerajaan Islam yang banyak mengambil lokasi di daerah pesisir. Salah satunya yang terbesar adalah Kerajaan Demak.

“Namun, kewibawaan kerajaan pesisir ini tidak bakal lama. Sesudah kematian raja termahsyurnya, yaitu Sultan Trenggana, tampil penguasa selanjutnya yang mengembalikan pusat kegiatan ke daerah persawahan pedalaman,” tulisnya.

Pajang tampil menjadi lumbung padi di tanah Jawa. Wilayahnya yang sangat subur dan air mudah ditemukan membuat pertanian di daerah ini menjadi maju. Dengan memanfaatkan aliran air Sungai Bengawan Solo, padi dan hasil pertanian lain pun bisa dipasarkan ke berbagai penjuru daerah.

Penguasa Pajang, menurut Denys, telah merencanakan sebuah politik ganda berdasarkan pada usaha persawahan sekaligus perniagaan besar. “Ini sama dengan yang dilakukan kerajaan besar yang lebih dulu, yaitu Majapahit,” katanya.

Dalam Babad Tanah Jawi dijelaskan, pimpinan Demak memerintah pasukannya dan tentara bayaran dari Bali, Bugis, dan Makassar. Pasukan yang sama inilah yang menjadi kekuatan dari Kerajaan Pajang untuk menaklukkan wilayah-wilayah lain di Jawa.

Bahkan, dalam Serat Kanda, dijelaskan pasukan tersebut juga diperkuat oleh orang Cina Peranakan. Pasukan Kerajaan Pajang yang kuat ini membuat wilayah kekuasaannya semakin meluas.

Perpindahan pusat kerajaan ke pedalaman yang dilanjutkan lagi oleh raja Mataram berpengaruh besar atas perkembangan peradaban Jawa pada abad ke-18 dan 19.

Meski perawakan Hadiwijaya ini lemah lembut dan selalu berpikir matang sebelum memutuskan sesuatu, di bawah pemerintahannya dari 1549 hingga 1582, Pajang bisa menguasai pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah barat Bagelen (Lembah Bogowonto) dan Kedu (Lembah Progo Atas). Sekitar 1578, Pajang melakukan perluasan wilayah hingga ke Banyumas. Sedangkan, ke arah timur, Pajang bisa menguasai wilayah Madiun hingga ke Blora.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement