Kamis 03 Apr 2014 22:19 WIB

MUI Kecam Konglomerat Hitam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Chairul Akhmad
   Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama, tokoh Islam dan pemimpin ormas Islam mengungkapkan keprihatinannya terhadap proses politik pada pemilu saat ini yang masih dikendalikan oleh para pemodal dari konglomerat hitam.

Karenanya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama beberapa tokoh dan pemimpin ormas Islam menyatakan kecamannya kepada pemilik modal dan konglomerat hitam yang mendikte proses perpolitikan negeri ini.

Kecaman itu disampaikan dalam pernyataan bersama dari beberapa tokoh dan Ulama di kantor MUI, Kamis (3/4). Hadir beberapa tokoh diantaranya Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Perwakilan PBNU KH Syamsul Ma'arif dan beberapa pimpinan ormas Islam lainnya.

Pernyataan itu memuat lima  butir sebagai pernyataan Forum Ukhuwah Islamiyah untuk Pemilu 2014. Din Syamsuddin mengatakan, pernyataan ini didasari dari kondisi proses demokrasi saat ini yang semakin ternodai oleh aktor intelektual dari pengusaha hitam.

"Ulama dan tokoh Islam melihat ada gelagat tidak baik keterlibatan konglomerat hitam merusak proses demokrasi pada pemilu 2014 ini. Mereka mengendalikan opini masyarakat," ujarnya.

Karena itu, menurut Din, ulama berharap umat Islam bisa menentukan pilihannya pada sosok wakil yang bersih dan tidak tercampur dengan kepentingan konglomerat hitam. Termasuk menghindari memilih beberapa wakil rakyat dan calon pemimpin yang terbukti memiliki rekam jejak kasus korupsi dan perilaku yang tidak baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement