REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syahruddin el-Fikri
Kepala proyek ini, Abdul Mohsen Bin Humaid, mengatakan, proyek ini akan dikebut penyelesaiannya hingga bisa dipakai secara sempurna pada musim haji 2015 mendatang.
Renovasi dan pembangunan dilakukan pada tiga bagian. Yakni, pembangunan gedung baru, perluasan masjid, dan pengembangan halaman masjid. Termasuk dalam hal ini trotoar, terowongan dan toilet, serta penambahan fasilitas layanan, seperti AC, listrik, dan air minum.
Pada bagian bawah juga akan dibangun sebuah terowongan sepanjang 1.200 meter yang akan melalui Jabal Hindi. Selanjutnya, akan dibangun terowongan lain dengan panjang 1.100 meter di bawah Jabal Madafie. Kedua terowongan itu nantinya akan dilintasi oleh sebuah terowongan darurat sepanjang 700 meter.
Raja Abdullah yang kini berusia 90 tahun lebih itu berharap bisa mewariskan sesuatu yang terbaik bagi umat Islam. Karena itu pula, negara yang kaya dengan sumber minyak itu tak ragu untuk merogok kocek dalam-dalam demi pengembangan dan perluasan Masjidil Haram.
“Pengembangan dari dua masjid suci itu memang merupakan agenda utama Raja Abdullah," kata Direktur Afkar Development Company, Yousuf Al-Ahmadi.
Monorel Mina Proyek besar-besaran yang digencarkan Pemerintah Arab Saudi ini juga dilakukan hingga wilayah Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Lokasi yang sangat padat dengan jamaah haji pada 9-13 Dzulhijah setiap tahunnya itu telah dibangun monorel.
Monorel itu dipergunakan untuk mengangkut jamaah dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, dari Mina menuju Arafah, atau dari Mina ke Muzdalifah, dan sebaliknya.
“Semuanya untuk memudahkan jamaah dalam melaksanakan ibadah,” kata Nawaf Al-Jowharji, seorang anggota Dewan Provinsi Makkah. Monorel itu memang tak bisa dipergunakan sepenuhnya oleh jamaah.
Sebab, keterbatasan tempat sangat tidak memungkinkan untuk membawa jamaah dalam jumlah yang mencapai jutaan orang untuk satu tujuan.