Jumat 28 Mar 2014 15:53 WIB

Sensus Myanmar Tak Akui Muslim Rohingya

Muslim Rohingya, jadi pengungsi di negeri sendiri.
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Muslim Rohingya, jadi pengungsi di negeri sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, RANGOON --

Pemerintah Myanmar secara resmi tidak mengakui beberapa suku yang sudah lama hidup di negara itu. Tetapi sensus mendatang itu mewajibkan orang-orang itu masuk ke dalam salah satu suku yang diakui secara resmi oleh Myanmar.

 

Orang Muslim Rohingya – yang tidak diakui sebagai warga negara dan sebagian besar hidup di negara bagian Rakhine yang dilanda konflik – termasuk yang harus mencontreng kolom “suku lainnya” dan menulis sendiri suku mereka.

 

Menteri Populasi Myanmar Khin Yi mengatakan orang-orang yang menulis “Rohingya” sebagai suku mereka bisa diproses hukum karena memberi informasi tidak akurat. Pemerintah Myanmar menyebut orang-orang Rohingya sebagai orang Benggala karena mereka dianggap orang asing dari Bangladesh.

 

Khin Yi mengatakan tidak akan ada masalah di Sittwe, ibukota Rakhine.

 

Kalangan pemantau khawatir pertanyaan tentang identitas suku dan agama itu dapat memperburuk pengucilan sejumlah komunitas. Tetapi para penasihat teknis PBB mengatakan sudah terlambat dan terlalu mahal untuk mengganti formulir sensusnya.

 

Banyak orang khawatir jika mereka mengidentifikasi diri sebagai suku Rohingya maka akan mengancam prospek menjadi warga negara, tetapi melakukan sebaliknya akan menjadikan komunitas mereka semakin tidak terwakili.

 

Salah satunya adalah Kyaw Min, seorang politisi Rohingya. Ia mengatakan, “Saya orang Rohingya, saya akan mendaftar sebagai Rohingya. Saya yakin petugas sensus akan menulis saya sebagai orang Rohingya karena itu kewajiban mereka menurut UU sensus. Mengaku sebagai suku tertentu bukanlah karena kami akan melakukan kekerasan. Siapa yang memulai kekerasan, itulah yang harus dicari.”

 

Zaw Aye adalah menteri urusan kewarganegaraan di Rakhine, dan ia prihatin dengan berlanjutnya kekerasan di daerah asalnya itu. Ia mengatakan situasinya akan membaik jika orang-orang tidak lagi menyebut diri sebagai orang Rohingya.

 

Sensus di Myanmar akan dimulai akhir bulan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement