Kamis 27 Mar 2014 17:41 WIB

Teknologi Peledak Dalam Islam (3-habis)

Ilustrasi
Foto: Wikipedia.org
Ilustrasi

Oleh: Ani Nursalikah

Meriam portable

Meriam tangan portable pertama (midfa) yang sarat dengan mesiu peledak menjadi contoh pertama pistol portable. Pertama kali digunakan bangsa Mesir untuk mengusir bangsa Mongol pada Pertempuran Ain Jalut pada 1260. Senjata portable itu sekali lagi digunakan pada 1304.

Menurut penelitian oleh Reinuad dan Fave, senjata api pertama mungkin dikembangkan lebih awal oleh umat Islam. Pada abad ke-12, pistol primitif berpeluru ditemukan. Anatolia Beyliks dari Turki menggunakan senjata tembak berpeluru. Hal ini menunjukkan senjata mungkin telah digunakan sebelumnya oleh umat Islam dalam bentuk yang lebih primitif.

Kemudian, Tarihi Nesri pada abad ke-15 menyatakan, tentara Ottoman secara teratur menggunakan senjata dan meriam pada 1421-1422. Tentara Yenicheri Ottoman yang termasyhur menggunakan senapan pada sekitar 1440-an.

Pada abad ke-15 mereka telah menemukan roket yang mereka sebut “telur bergerak dan bisa terbakar sendiri”, dan torpedo. Torpedo tersebut adalah bom dengan tombak yang bisa meledak saat musuh tertusuk.

Kisah Meriam Mehmet II

Kesuksesan Utsmani menguasai wilayah Eropa yang begitu luas ditopang teknologi militer modern dan tercanggih di zamannya.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1484), Kekhalifahan Utsmani berhasil mengalahkan Byzantium dan menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453 dengan menggunakan meriam. Meriam mengalami perkembangan pada era ini.

Sultan Muhammad II yang dijuluki Sang Penakluk memesan meriam berukuran raksasa yang belum pernah ada atas pesanan Sultan Mehmet II pada 1464. Ia menyebut meriam itu dengan Qanun Bassilick dalam bahasa Turki, Bassilica Canon ( The Great Bombard) dalam bahasa Inggris atau Penembak Ulung.

Berat Meriam Mehmet II itu mencapai 18 ton, panjang 5,23 meter dengan diameter 0,635 meter. Panjang larasnya mencapai 3,15 meter dan tempat mesiunya berdiameter 0,248 meter. Ia mampu melontarkan bola besi padat seberat 700 kilogram dalam jarak 1,6 kilometer.

Meriam yang dikembangkan bisa dibilang canggih. Agar mudah dibawa ke medan perang, meriam ini bisa dibagi menjadi dua bagian. Pada abad ke-15 hingga 16, negara-negara Eropa belum memiliki meriam secanggih itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement