Sabtu 22 Mar 2014 14:35 WIB

Pemerintah Diminta Tindak Tegas Maskapai Saudi Airlines

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu pesawat milik maskapai Saudi Airlines.
Foto: AFP
Salah satu pesawat milik maskapai Saudi Airlines.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia diminta tegas untuk menindak maskapai Saudi Airlines yang sudah sering menelantarkan jamaah haji dan umrah baik akibat "delay" maupun gagal berangkat.

Sebab, maskapai Saudi Airlines sudah sering menunda pemberangkatan jamaah maupun gagal memberangkatkan jamaah haji dan umrah asal Indonesia.

"Kami prihatin dengan kondisi maskapai Saudi Airlines yang sudah sering "delay" bahkan gagal berangkat ketika memberangkatkan jamaah haji dan umrah. Ini bukan yang pertama kali, tapi sudah sering," kata Ketua Umum Asosiasi Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (Asbihu-NU) KH Manarul Hidayat, Sabtu (22/3).

Menurut Manarul, Asbihu-NU wilayah Jakarta dan sekitarnya bahkan sudah tidak lagi menggunakan Saudi Airlines, melainkan Garuda Indonesia. Ia juga mengimbau agar jamaah haji dan umrah asal Indonesia bersikap hati-hati dan benar-benar memerhatikan aspek legalitas travel yang digunakan.

"Untuk travel umrah dan haji serta semua pihak penyelenggara ibadah terkait, tolong jangan membohongi tamu-tamu Allah. Jamaah haji dan umrah itu bukan undangan presiden, tapi diundang oleh Allah SWT," tegasnya.

Ia juga mewanti-wanti para jamaah agar tidak mudah tergiur oleh travel yang menyelenggarakan biaya perjalanan murah ke Tanah Suci.

Selain itu, Manarul juga meminta Raja Saudi sebagai Pelayan Dua Tanah Suci agar sungguh-sungguh memerhatikan pelayanan terhadap para jamaah haji dan umrah. “Karena mereka adalah tamu-tamu Allah SWT."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement