Oleh: Mohammad Akbar
Sementara, pada bagian mihrab juga tak kalah memikat pandangan mata. Di bagian ini, tersaji hiasan yang mengisi bagian atas bagian mihrab.
Di sisi kiri dan kanan dari mihrab ini hadir sebuah tiang penyangga yang memberikan kesan kokoh.
“(Masjid) ini merupakan tempat penting untuk disambangi. Bangunannya yang sangat besar dan mengagumkan itu tentunya harus bisa dijaga kelestariannya untuk generasi masa depan agar mereka dapat memahami apa yang orang-orang masa lalu telah lakukan,” tulis seorang pengunjung di laman Tripadvisor memberikan komentarnya terhadap keindahan Masjid Abu al-Abbas al-Mursi.
Dipercantik
Masjid Abu al-Abbas al-Mursi menjadi salah satu bangunan bersejarah dan paling indah yang ada di Alexandria. Bangunan ini didirikan di atas makam seorang ilmuwan Spanyol, Abu El Abbas El Mursi (1219-1286 M). Bangunan ini berdiri di alun-alun dan menghadap pelabuhan timur Alexandria.
Abu al-Abbas al-Mursi lahir dari keluarga kaya di wilayah Andalusia, Spanyol, pada 1219 M. Saat pengaruh Kristen menguat di Spanyol, ia bersama keluarganya hijrah ke Tunisia pada 1242 M. Selanjutnya, ia datang ke Alexandria yang saat itu menjadi tempat populer bagi kebanyakan ilmuwan Muslim.
Abu al-Abbas menetap di Alexandria selama 43 tahun sebagai seorang sarjana dan guru, hingga akhirnya hayatnya pada 1286 M. Dia dimakamkan di sebuah bangunan kecil dekat pelabuhan timur di Alexandria.
Pada 1307 M, El Sheikh Zein El Din Ibn El Qattan, salah satu pedagang terkaya Alexandria, mengunjungi makamnya. Saudagar tajir ini kemudian mendanai makam dan kubah untuk makam Abu al-Abbas bersama dengan sebuah masjid kecil.
Makam Abu al-Abbas ini kemudian menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Islam dari Mesir dan Maroko yang melewati Alexandria dalam perjalanan ke Tanah Suci di Makkah.
Masjid ini terus dipercantik oleh para penguasa setempat. Masjid ini melakukan renovasi besar-besaran pada 1863. Sejak saat itu, sebuah festival tahunan dihadirkan untuk merayakan kelahiran Abu al-Abbas al-Mursi.
Selanjutnya, masjid ini kembali mempercantik dirinya pada 1943 di bawah Raja Farouq I. Sang raja membangun Midan el Masaged atau alun-alun masjid.
Alun-alun ini mencakup luasan 43.200 meter persegi dan meliputi lima masjid lainnya yang berpusat di sekitar Masjid Abu al-Abbas al-Mursi. Masjid ini direnovasi dalam gaya Arab yang populer.