Jumat 21 Mar 2014 22:16 WIB

Potensi Zakat di Korporat Tumbuh (1)

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Chairul Akhmad
Pembagiang zakat (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pembagiang zakat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penghimpunan zakat di perusahaan atau korporat mencapai jumlah yang besar. Sebagian dana tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha ekonomi.

Ketua LAZIS Garuda Dody Muhadi mengatakan, lembaganya memberdayakan zakat melalui amal usaha di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Di wilayah itu, Lazis Garuda membangun kelompok ternak dan kelompok usaha ayam goreng. “Kelompok usaha ayam goreng dilakukan oleh satpam atau office boy Garuda yang memiliki potensi mengelola usaha,” kata Dody beberapa waktu lalu.

Selain untuk usaha, dana zakat juga didayagunakan melalui sejumlah program. Penyalurannya ke daerah-daerah. Biasanya saat Ramadhan dalam bentuk tebar kurma dan bedah mushala. Dody mengatakan, penghimpunan dana oleh Lazis Garuda relatif besar.

Tahun lalu, lembaga ini mampu mengumpulkan dana zakat hingga Rp 1 miliar. Dody mengakui, jumlah ini memang masih kecil dibandingkan potensi yang ada. Padahal sudah ada dukungan pimpinan. “Instruksi dari direksi sudah ada tapi pengumpulan masih bersifat sukarela.”

Sejauh ini pengumpulan zakat masih di kantor pusat. Lazis Garuda juga berencana melakukannya di kantor perwakilan daerah. Jika ini tercapai, zakat dapat dimanfaatkan dalam cakupan lebih besar. Dody mengatakan, program Lazis pun membawa citra perusahaan.

Karena itu, ia berharap bisa menjalin kerja sama dengan program CSR perusahaan. General Manager Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI Dwi Iqbal Noviawan  menjelaskan pengumpulan zakat dari karyawan BRI dilakukan ke kantor pusat.

Dari sana zakat akan disalurkan ke mustahik yang dekat dengan perusahaan. Dwi mengatakan, jangkauan cabang BRI yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, membuat YBM mengelola sendiri dana zakat karyawannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement