Kamis 20 Mar 2014 15:16 WIB

Masjid Baitul Ihsan, Keindahan yang Jadi Nilai Tambah (3-habis)

Masjid Baitul Ihsan, Depok, Jawa Barat.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Masjid Baitul Ihsan, Depok, Jawa Barat.

Oleh: Mohammad Akbar

Permainan seni kaligrafi yang ada di masjid ini hanya tersaji di beberapa bagian saja. Di antaranya, mengelilingi bagian balokan di bawah kubah yang berbentuk kotak persegi empat.

Adapun kaligrafi yang menghiasinya berasal dari penggalan-penggalan surat di dalam Alquran, seperti Surat atTaubah ayat 18, atTaubah (108), alBaqarah (284), atTahrib (6), dan alAnkabut (45).

Hiasan kaligrafi lainnya berisi huruf Arab tentang nama-nama baik Allah atau Asmaul Husna. Penempatan As maul Husna itu disebar ke setiap sudut ruangan. Setiap Asmaul Husna itu dibingkai dalam ruang bujur sangkar.

Secara umum pada bagian interior ini terdapat dua lantai. Lantai bawah digunakan sebagai ruang ibadah bagi jamaah lelaki, sedangkan pada lantai balkon menjadi tempat ibadah bagi kaum hawa dan juga sebagai tempat penampung tambahan jika lantai bawah sudah terisi penuh. “Daya tampung di sini bisa mencapai 1.000 jamaah lebih,” ungkap Cecep.

Cecep menjelaskan secara konsep masjid ini tidak terlalu terpatok pada sebuah adopsi desain Eropa atau Timur Tengah. “Tetapi, lebih mengedepankan sisi manfaatnya saja. Kalaupun terlihat indah, itu menjadi nilai tambah bagi masjid ini,” ujarnya.

Rumah kebaikan

Kehadiran sebuah masjid tak selamanya hanya mengandalkan sisi keindahannya. Tapi, jauh lebih bermanfaat adalah bagaimana menjadikan peran masjid ini mampu memberi faedah bagi lingkungan sekitar.

“Konsep itulah yang coba kami ke depankan. Sebagaimana makna dari Baitul Ihsan maka kami ingin masjid ini bisa menjadi tempat yang memberi kebaikan dan manfaat bagi orangorang yang ada di sekitarnya,” kata Cecep Supendi, manajer operasional Masjid Baitul Ihsan.

Cecep pun menjelaskan sejumlah aktivitas yang diharapkan bisa menyemaikan nilai-nilai kebaikan bagi lingkungan sekitar. Di antaranya, di masjid ini terdapat juga sekolah setingkat SMP dan SMK. “Sekolah ini ditujukan bagi kaum dhuafa. Biayanya gratis,” kata dia.

Selain menyediakan pendidikan formal, Cecep juga menjelaskan, secara rutin pula pihaknya menggelar kegiatan yang mempertebal nilai keimanan. Bentuknya majelis taklim, kajian keilmuan dan Alquran, hingga pembinaan Alquran bagi anak-anak.

“Alhamdulillah untuk kegiatan kajian Islam kami melakukannya secara rutin, mulai dari Senin hingga Ahad selalu ada,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement