REPUBLIKA.CO.ID, Badrudin mengaku, setiap tahun pihaknya mampu memberangkatkan jamaah untuk umrah antara 400 hingga 600 orang.
Tahun lalu, kata dia, jamaah yang pergi bersama Mutiara mencapai 550 orang. Sedangkan, sepanjang Januari 2013 hingga kini, sudah ada sekitar 450 jamaah.
Apakah modal kekerabatan kedaerahan saja yang menjadi faktor utama dalam menggaet jamaah? Badrudin menegaskan, faktor pelayanan menjadi dasar utama lain yang tak bisa diabaikan.
Pria yang pernah menimba ilmu di Tanah Suci selama delapan tahun ini mengaku, setiap jamaah selalu mendapatkan fasilitas terbaik. Misalnya, untuk layanan penginapan, ia menggunakan hotel bertaraf bintang lima. Untuk di Makkah, hotel yang dipilih adalah Ritaj Hotel yang berada tak jauh dari areal Masjidil Haram.
Lalu untuk di Madinah, Badrudin menginapkan jamaahnya di Madinah Mubarok Hotel. Lantas untuk layanan pesawat terbang, ia menyebut, penerbangan yang digunakan adalah maskapai yang memberikan layanan langsung menuju Tanah Suci. Di antaranya Lion Air, Saudi Airlines, dan Garuda Indonesia Airways.
Badrudin menjelaskan, dengan fasilitas tersebut pihaknya mambanderol harga untuk paket umrah reguler senilai 2.150 dolar AS plus Rp 750 ribu untuk pengurusan administrasi. Paket ini berlaku untuk perjalanan selama sembilan hari.
Namun demikian, ia tetap membuka layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan para calon jamaah. Termasuk di antaranya memberikan layanan umrah plus tur ke sejumlah negara yang memiliki nilai sejarah Islam yang besar. ''Intinya, kami siap melayani jamaah,'' paparnya.
Untuk lebih mempererat ikatan di antara jamaah, Badrudin mengatakan pihaknya juga selalu mengadakan muhasabah atau semacam zikir bersama. Kegiatan ini dilakukan di antara Makkah dan Madinah. ''Muhasabah ini juga menjadi nilai tambah yang didapat jamaah karena di sini mereka akan bisa melakukan introspeksi diri,'' ujarnya.