REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) meminta pihak maskapai Saudi Airlines mengganti kerugian jamaah dan travel yang gagal berangkat karena pembatalan penerbangan.
Ketua Himpuh Baluki Ahmad meminta pihak Saudi Airlines mau bertanggung jawab mengganti kerugian tersebut. Sebab, selama ini pihak Saudi Airlines dianggap acuh tak acuh atas konseksuensi jamaah dan pihak travel atas setiap penerbangan ke Saudi Arabia yang ditunda atau batalkan.
Permintaan HIMPUH ini menyikapi kasus dibatalkannya penerbangan ratusan jamaah umrah ke Tanah Suci oleh maskapai Saudi Airlines Rabu (12/3) lalu. Akibat pembatalan penerbangan ini, ratusan jamaah umrah dari sekitar 10 travel umrah gagal berangkat umrah ke Tanah Suci.
Akibatnya, mereka terkatung-katung selama satu hari di beberapa hotel di Jakarta. "Selama ini pihak Saudi Airlines hanya memberikan fasilitas akomodasi bagi jamaah yang ditunda penerbangannya," jelas Baluki,Jumat (14/3).
"Padahal, perjalanan umrah ini berbeda dengan kunjungan wisata. Kita menggunakan hampir satu pesawat dan sudah memesan paket fasilitas di Arab Saudi seperti akomodasi yang akhirnya harus hangus," sambungnya.
Karenanya, ia berharap ada pertimbangan dari pihak Saudi Airlines agar mau berbagi kerugian yang sudah diterima pihak jamaah dan travel. Karena selama ini, jelas Baluki, pihak Saudi Airlines tidak mau tahu atas kejadian ini.