Kamis 13 Mar 2014 17:43 WIB

Prof Utang Ranuwijaya: Paranormal Bukan Solusi (2-habis)

Seorang dukun tengah melakukan ritualnya (ilustrasi).
Foto: Wikipedia.org
Seorang dukun tengah melakukan ritualnya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Datang ke paranormal dan melimpahkan segala urusan itu kepada “orang pintar” tersebut tidak aman menyelesaikan masalah. Justru, mendatangkan soalan baru, yakni terjerumus dalam sirik.

“Jalan keluar bukan paranormal atau dukun,” ujar Ketua Komisi Kajian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Utang Ranuwijaya. Berikut, lanjutan perbincangan wartawan Republika Erdy Nasrul dengan guru besar IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, itu seputar bahaya paranormal.

Apa definisi paranormal?

Ada juga yang menyebut munajjim, ahli ilmu nujum. Nujum artinya bintang-bintang. Akhir-akhir ini populer dengan nama astrologi (ilmu perbintangan) yang dipakai untuk meramal nasib. Yang paling jahat adalah sahir, tukang sihir.

Ini lebih jahat dari yang sebelumnya karena dia tidak hanya terkait dengan ramalan, bahkan dengan ilmu sihir yang identik dengan kejahatan. Masih ada lagi tentunya istilah lain. Tapi, hakikatnya bermuara pada satu titik kesamaan, yaitu meramal, mengaku mengetahui perkara ghaib (sesuatu yang belum diketahui) yang akan datang, baik itu terkait dengan nasib seseorang, suatu peristiwa, mujur dan celaka, atau sejenisnya.

Perbedaannya hanyalah dalam penggunaan alat yang dipakai untuk meramal. Ada yang memakai kerikil, bintang, atau yang lain. Oleh karenanya, Ibnu Taimiyah mengatakan, arraf adalah sebutan bagi kahin, munajjim, dan rammaal, serta yang sejenis dengan mereka yang berbicara dalam hal mengetahui perkara-perkara semacam itu dengan cara-cara semacam ini.

 

Apa langkah membentengi umat dari praktik perdukunan?

Masyarakat punya problem dalam hidup. Ada tiga jalan menyelesaikannya. Pertama, berkomunikasi kepada Allah, yaitu dengan shalat tahajud, kemudian meminta bantuan Allah menyelesaikan masalahnya. Ada juga yang meminta kiai atau ustaz mendoakannya agar diberikan kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya.

Selain itu, ada juga yang ke dukun. Yang terakhir ini kerap dilakukan oleh mereka yang dangkal akidahnya. Ini menjadi tugas kita bersama untuk memberikan pemahaman keagamaan yang benar dan santun. Kita mewanti-wanti umat agar berhati-hati terhadap dukun. Jangan sampai umat terjebak dalam kemusyrikan.

Bagaimana agar terhindar dari kesyirikan?

Setiap orang punya masalah. Ada bahagia, susah, tertawa, tangis. Dalam situasi apa pun, harus tetap dekat dengan Allah. Kalau belum ada jalan keluar maka tetaplah berdoa dan bersabar. Kemudian, bertanyalah kepada ahlinya.

Jika masalahnya kesulitan ekonomi, kemudian ingin berwirausaha maka tanyalah kepada pengusaha. Masalah berkaitan dengan akidah dapat ditanyakan kepada ulama. Dan begitu seterusnya. Insya Allah, semua masalah ada jalan keluarnya. Dan, jalan keluar itu bukanlah paranormal atau dukun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement