Rabu 19 Feb 2014 14:51 WIB

Kaderisasi Para Juru Dakwah (2-habis)

Ceramah adalah salah satu metode dakwah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ceramah adalah salah satu metode dakwah.

Oleh: Afriza Hanifa

Kepentingan di Dewan Dakwah sebenarnya adalah menjadikan umat terbaik di muka bumi ini atau khairo ummah.

Untuk mencapai tujuan itu maka perlu dilakukan juga dengan cara terbaik, semisal dengan tidak membuat masyarakat resah, peledakan bom atas nama agama, ataupun dengan cara-cara lain di luar batas kesantunan.

“Sistem indoktrinasi atau cuci otak yang dilakukan oleh sebagian kelompok Islam selama ini adalah sistem yang keliru dalam metode dakwah Islam. Tidak ada paksaan dalam Islam. Islam itu agama yang egaliter,” ujar Ketua Umum DDII KH Syuhada Bahri dikutip dari laman Dakwatuna.

Hal tersebut mendapat penekanan bagi DDII mengingat dakwah akan dirasa makin berat seiring dengan kemajuan zaman. Dai yang sebelumnya hanya membutuhkan kemampuan berorasi karena perkembangan zaman menuntut mereka berkemampuan lebih.

Mantan Ketua DDII Adian Husaini mengatakan, globalisasi membawa tantangan baru bagi dakwah. Sehingga, umat memerlukan dai yang mumpuni memberikan pendidikan agama. Oleh karena itu, DDII memberikan sejumlah pembekalan kemampuan kepada para dai dalam masa kaderisasi dan pendidikan dai.

“Antara lain, kami memberikan pendidikan agar mereka mampu berorasi, menulis, berorganisasi, serta berkemampuan tinggi dalam hal pemikiran-pemikiran keagamaan,” ujarnya.

Kebutuhan meningkat

Syuhada Bahri menyatakan, kebutuhan dai di tengah masyarakat Muslim Indonesia terus meningkat. Pasalnya, kondisi akhlak bangsa semakin buruk seiring bergulirnya zaman.

Ia menyebutkan, kemerosotan moral yang diderita kaum muda Indonesia, seperti penggunaan narkotika yang terus meningkat tiap tahun hingga akses situs porno. “Era reformasi telah membuka aktivitas dakwah sebebas-bebasnya. Namun, kemaksiatan juga merajalela sedemikian rupa,” ujarnya.

Mengatasi hal tersebut, dakwah merupakan solusi penyelamatan akhlak bangsa. Dengan tantangan yang sedemikian berat maka para juru dakwah harus ikhlas dan pantang menyerah.

Pendiri Dewan Dakwah, M Natsir, mengingatkan, dakwah adalah suatu amal yang lahir karena adanya dorongan dari dalam, bukan karena adanya tarikan dari luar.

“Dakwah adalah satu amal yang tidak boleh mengenal berhenti dan tidak boleh terpaku dengan satu cara. Dakwah adalah satu amal yang bersifat bimbingan, bukan paksaan dan bukan doktrin,” kata KH Syuhada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement