REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merencanakan untuk memperluas bangunan Masjid Sabilal Muhtadhin seperti layaknya masjid Madinah agar mampu menampung seluruh jamaah yang jumlahnya terus bertambah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Martinus di Banjarmasin, Rabu mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya sering mendapatkan keluhan kalau daya tampung masjid Sabilal Muhtadin tidak mencukupi lagi.
"Untuk itu kita akan memprogramkan memperluas masjid terbesar di Kalsel tersebut, sesuai dengan perkembangan jumlah jamaah," katanya.
Konsepnya, kata dia, saat ini sedang dalam pembahasan dan perlu kajian lebih mendalam yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pengurus masjid.
Salah satu konsepnya adalah menambah bangunan baru di pelataran masjid antara lain dengan memasang atap payung elektrik di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, seperti di Madinah.
"Kami sedang menyiapkan konsultan perencananya, mugkin, pelataran masjid yang kita tambah beberapa atap payung elektrik, konsep ini masih kami pelajari," katanya.
Menurut Martinus, penggunaan atap payung seperti di Masjid Nabawi Madinah memerlukan dana yang besar, selain itu penggunaan listriknya juga besar, yaitu satu payung memerlukan tenaga listrik sekitar 500 KVA untuk proses buka dan tutup payungnya.
Selain itu, tambah dia, juga diperlukan perawatan ekstra, sehingga perlu konsep dan pembahasan yang sangat cermat, sehingga pembangunan tersebut pada akhirnya tidak membebani semua pihak dalam berbagai hal.
"Mungkin saja ada metode baru yang perawatannya lebih ringan dan tidak memerlukan tenaga listrik yang besar," katanya.
Selain berencana membangun atap payung elektrik, Pemprov Kalsel juga berencana memperluas areal pelataran Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
"Masjid Raya Sabilal Muhtadin merupakan masjid terbesar di Kalsel dan jamaahnya terus bertambah, karena banyaknya kegiatan keagamaan di sana, sehingga harus ada pembangunan.
Tentang anggarannya, karena konsepnya belum ditentukan secara matang, maka pihaknya juga belum bisa mengira-ngira anggaran yang diperlukan.
Menurut dia, pembangunan masjid tersebut, diperkirakan baru akan dimulai pada 2015, setelah seluruh pihak terkait setuju dengan konsep pembangunannya, dan DPRD juga setuju dengan anggaran pembangunannya.
Masjid Raya Sabilal Muhtadin pernah direnovasi pada 2009 lalu dan menelan dana sekitar Rp 37 miliar, karena hanya renovasi, nyaris tidak ada tambahan bangunan baru, sehingga sejak dibangun hingga kini, nyaris tidak ada perubahan atau pembaharuan.