Rabu 05 Feb 2014 12:56 WIB

Adab Hidup Bertetangga (4)

Adab bertetangga
Foto: woodbinefarmersmarket.com
Adab bertetangga

REPUBLIKA.CO.ID, Pertanyaannya, bagaimana kalau tetangga kita yang kurang baik ahlaknya? Ini juga bisa jadi ladang amal. Kalau dalam satu RT ada tetangga yang ahlaknya kurang bagus, kita jangan meladeni dengan hal yang sama, sebab nanti di tempat itu jadi ada dua yang sama jeleknya: dia dan kita.

Tetangga yang kurang baik, yang kurang bijaksana, harus menjadi ladang amal bagi kita. Kita berkewajiban memberi contoh bagaimana sikap bertetangga yang baik. Sikap emosional, sikap membalas dendam, hanya akan membuat kehidupan bertetangga bagai api disiram bensin.

Bila kita sudah berusaha berbuat baik terhadap tetangga kita, namun ternyata tetangga kita berbuat sebaliknya, misalnya dia kurang mengetahui etika bertetangga, kita perlu pahami bahwa orang berbuat salah, berbuat jelek, belum tentu orang itu ingin berbuat zhalim. Ada orang berbuat salah karena dia merasa hal itu adalah benar menurut standar dia. Dia belum tahu, maka tugas kita adalah memberi tahu. Ada yang sudah tahu, tapi masih susah menghilangkan kesenangannya, maka kita bantu agar secara pelan tapi pasti dia bisa mengganti kesenangannya tanpa merugikan orang lain.

Sebagai pelajaran, hati-hati dalam berbuat. Jangan sampai tetangga merasa teraniaya. Yang paling penting adalah jangan hadapi tetangga dengan kebencian, karena kalau kita sudah benci kita akan cenderung menjatuhkan, menyakiti, membeberkan aib, dan semua ini tidak menjadi solusi.

Tetangga memang orang terdekat dengan kita. Menurut Imam Syafi'i, mereka adalah empat puluh rumah di samping kiri, kanan, depan, dan belakang. Mau tidak mau, setiap hari kita berjumpa dengan mereka. Baik hanya sekadar melempar senyum, lambaian tangan, salam, atau malah ngobrol di antara pagar rumah. Tetangga adalah orang terdekat dengan kita. Orang tua bilang, mereka adalah 'andalan' untuk segala suasana.

Rasanya, kita senantiasa harus melakukan instrospeksi terhadap diri pribadi. Apakah tetangga kita menyukai kehadiran kita atau jangan-jangan mereka malah terganggu dengan kehadiran kita. Maka sudah saatnya kita menebarkan salam, senyum, pada orang yang berada di sekitar tempat tinggal kita. Menjaga perasaan mereka, mengulurkan bantuan sekuat tenaga sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya." (HR Muslim). 

sumber : KH Abdullah Gymnastiar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement