REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasionalisme unggul tak sekadar bicara politik saja. Menurut salah seorang capres dari Konvensi Demokrat, Dino Patti Djalal, nasionalisme unggul memiliki perspektif yang sangat luas. Termasuk peran Muslim menghadapi tantangan global.
Dino berharap, ke depan ingin melihat lebih banyak lagi ustadz unggul. Ustadz yang jika berkutbah pada shalat Jumat tida hanya berbicara soal surga dan neraka. Lebih dari itu, seorang ustadz yang memiliki jiwa entrepreneur yang memberikan siraman batin dan inspirasi bagi jamaahnya. Inspirasi untuk berprestasi lebih baik, mengenai etos hidup dan resep hidup sukses.
"Jadi, khotbah Jumat jangan membuat orang stres," ujarnya, saat bersilaturahim dengan jajaran redaksi Harian Republika, Selasa (28/1).Dia menilai, entrepreneur di kalangan umat Islam di Indonesia mulai aktif dan dinamis.
Menurut dia, secara umum Islam di Indonesia memiliki dua tantangan besar. Pertama, untuk generasi angkatan tahun 66 dan setelahnya tantangannya adalah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagaimana menjaga dan mempertahankan dari tantangan saparatis dan menjaga persatuan. Adapun tantangan di generasi sekarang bukan hanya NKRI, melainkan juga menjaga kebhinnekaan. Banyak keresahan atau friksi berwarna kesukuan dan agama.
"Jadi harus sama tegasnya, membela kebhinnekaan sebagaimana kita dulu menjaga NKRI. Ini tantangan ke dalam, dalam hal ini penegakan hukum penting sekali," paparnya.
Menurut dia, peran dan sikap Muslim menjaga nonmuslim akan semakin penting. Sikap tersebut menjadi faktor penting bagi kekayaan Indonesia di abas 21 ini. Islam unggul adalah Islam yang memajukan bangsa dan berjaya di abad 21 ini. Islam yang menjadikan Indonesia gravitasi dunia, tak hanya aspek spiriitual, melainkan juga secara politik, ekonomi, dan budaya," jelasnya.