REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah
Di masa lalu, banyak Muslim di Thailand yang menjalankan ibadah sebagai bagian dari budaya. Mereka kurang memahami makna dari ibadah yang mereka lakukan.
Namun, saat ini Muslim di Thailand mulai memahami Islam lebih dalam. Mereka secara sadar mempelajari ibadah dan mempraktikkannya.
Sebelumnya, masih ada praktik keagamaan yang bercampur dengan budaya Hindu atau Buddha. Sekarang, praktik seperti ini telah hilang.
Islam menyebar. Hal ini juga didorong adanya Muslim Thailand yang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar, Mesir.
Ada sejumlah kecil guru asal Mesir yang mengajar di Thailand. Dalam 50 tahun terakhir, Muslim Thailand lebih spiritual dan fleksibel dalam menjalankan Islam.
Masyarakat Thailand berpendapat, sangatlah penting menuntut ilmu dalam hidup di dunia modern. Pendapat serupa juga berlaku dalam hal agama. Banyak pemuda Muslim yang menuntut ilmu agama di luar negeri dan mereka dihormati begitu pulang ke tanah airnya.
Semua ini terjadi karena adanya pengaruh budaya Barat terhadap warga Thailand. Budaya Barat bisa dilihat dari cara berpakaian, menjamurnya restoran cepat saji, dan materialisme. Pengaruh Barat mulai terasa setelah Perang Vietnam berakhir.
Muslim di Thailand sangat senang berkumpul dan saling mendukung. Mereka membentuk kelompok belajar bagi anak-anak setelah sekolah yang dikenal dengan madrasah. Mereka percaya jika kelompok ini kuat, begitu juga anak-anak di dalamnya.
Beberapa keluarga lebih religius dibanding yang lain, tapi banyak keluarga Muslim yang menginginkan anaknya masuk sekolah Islam.
Harapannya, anak-anak akan memiliki identitas Muslim yang kuat. Muslim juga tidak segan bergaul dan berteman dengan pemeluk agama Buddha. Mereka hidup bertetangga dengan baik.
Selama ratusan tahun, mereka hidup berdampingan. Bahkan, penganut Buddha juga merayakan momen keagamaan, seperti Ramadhan. Anak-anak bermain bersama dan semua orang merayakannya.
Umat Buddha juga memahami Muslim tidak mengonsumsi babi atau minum alkohol. Biasanya, mereka memberi makanan yang halal.
Pendapat populer memercayai mayoritas Muslim berada di tiga provinsi paling selatan Thailand, yakni Yala, Pattani, dan Narathiwat. Tapi, hasil riset Kementerian Luar Negeri menunjukkan, hanya 18 persen Muslim tinggal di tiga provinsi tersebut.
Sisanya, menyebar di seluruh Thailand. Konsentrasi Muslim terbesar berada di Ibu Kota Bangkok dan seluruh wilayah selatan. Populasi yang berada di Provinsi Setun yang berbatasan dengan Malaysia juga didominasi Muslim.
Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional, pada 2005 Muslim di Thailand selatan berjumlah 30,4 persen dari seluruh populasi di atas usia 15 tahun. Sedangkan, kurang dari tiga persen menyebar di seluruh negeri.
Populasi Muslim Thailand sangat beragam. Mereka imigran yang berasal dari Cina, Pakistan, Kamboja, Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia. Ada juga yang merupakan warga Thailand asli. Sekitar dua pertiga Muslim di Thailand berasal dari Malaysia.
Pada 2007, Kantor Statistik Nasional mengungkapkan, ada 3.494 masjid di Thailand. Masjid terbanyak berada di Provinsi Pattani dengan 636 buah. Menurut Departemen Urusan Agama (RAD), 90 persen masjid adalah Sunni. Sisanya adalah Syiah.