Selasa 03 Dec 2013 18:07 WIB

Bus Kondom, Hijab Polwan dan Akhlak Bangsa

Erick Yusuf
Foto: ROL
Erick Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum Wr Wb

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Hari ini saya sedang mules diare. Namun karenanya alhamdulillah 'ala kulli hal, saya jadi istirahat dan banyak waktu untuk mengikuti berita-berita yang terjadi minggu ini.

Astaghfirullah, kaget saya mengikutinya. Anganpun melayang ke Hamburg, Jerman dulu sekitar tahun 2000-an. Bang Ucok Pemain Teater senior berkelakar dikarenakan di tengah Kota Hamburg ada yang bagi-bagi kondom secara gratis kepada anak-anak muda setempat.

"Wuiih... tiap kali liat cewe-cewe sini, pikiran ngeres mlulu, gara-gara ada yang bagi-bagi kondom...bebas banget ya disini" selorohnya. "Ah Abang mah, kagak usah pake liat ada yang bagi-bagi kondom juga udah ngeres, emang omes (otak mesum) pada dasarnya hehe" timpal saya.

Memang tidak pernah terpikir oleh saya itu bakal terjadi di Indonesia, di negara kita. Berita kemarin yang sangat menghebohkan dalam rangka kampanye Hari Anti-AIDS sedunia dengan cara membagi-bagikan kondom kepada anak-anak muda. Karena masuk ke kampus-kampus lengkap dengan "bus kondom" alias bus merah membara yang dicetak foto artis berpose sensual.

Apalagi menurut kicauan yang ada di twitter salahsatu yang membagikannya sambil berbicara manja, "Jangan lupa pake yaa, sama pacar-pacar kamu". Wah pesennya sangat jelas, "melegalkan seks bebas" apapun niat awalnya apabila dengan cara seperti itu mestilah nilai itu yang didapat.

Wahai Ulil amri, sedih sekali saya mendengar hal tersebut. Benarkah para pengambil keputusan di negeri ini sudah sangat permisif terhadap hal ini. Benarkah mereka seakan-akan memperkenankan anak-anaknya dibawah umur atau diluar pernikahan untuk melakukan seks bebas? Tidak kah ada cara lain? Inikah cerminan akhlak kita?

Sedangkan di satu sisi berita tentang polwan berhijab semakin ramai. Ya, saya juga menjadi salahsatu nara sumber di koran Republika untuk diminta pendapat mengenai ditundanya kebijakan hijab untuk polwan. Lalu saya menanggapi dengan justru kepolisian mendapat kesempatan untuk menunjukkan bahwa orang-orang dibalik senjata itu mempunyai nilai-nilai spiritual yang kuat, yang membuat rakyat merasa percaya lebih jauh lagi merasa yakin bahwa mereka akan mengayomi sekaligus melindungi masyarakat. ayo jangan buat masyarakat ragu, tidak percaya bahkan hilang keyakinan terhadap institusi POLRI.

Kalo alasannya mengenai aturan teknis silahkan digodok tanpa harus melepaskan hijab yang telah digunakan. Kan sudah banyak contoh bahkan di London Inggris saja sudah diperbolehkan polwan berhijab. Kemudian ada pernyataan yang mengagetkan dari salahsatu pejabat tingginya. "Berjilbab memang ibadah, tapi bekerja sebagai POLRI juga ibadah, sudah bekerja saja kan sama". Weleh-weleh sambil tepok jidat, tambah mules saya dengernya.

Sekali lagu wahai Ulil amri, apa yang membuat pengetahuan agamamu minim sekali. Bahkan untuk masalah ibadah wajib, fardu 'ain saja tidak bisa membedakan. tidakkah mereka paham bahwa dalam konteks seks bebas Al Qur'an menyatakan "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." surah Al israa (17:32)

Lalu untuk mencegah agar orang-orang tidak melakukan zina pun, tercantum dalam surah An Nur ayat 2 : "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman."

Lalu mengenai hijab, itu wajib bagi muslimah. tidak membedakan apakah dia POLRI, TNI, Menteri, Presiden, ibu rumah tangga, atau apapun profesinya selamanya dia muslimah maka dia akan terikat surah al ahzab ayat 59 ; "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Kembali dalam mules diare ini saya merenung, jangan-jangan negara ini tidak mempunyai Ulil Amri. Yang ada hanya pemimpin yang tidak bertanggung jawab pada Allah SWT, tetapi bertanggung jawab pada aturan-aturan yang mereka buat sendiri. Dan tidak menunggu terlalu lama tampak jelaslah kepribadian kita, akhlaq bangsa kita. waa tambah mules rasanya perut ini.

Ya Allah, Ya Rabb saya masih sayang pada pemimpin-pemimpin negeri ini. Saya juga sayang sama masyarkatnya Ya Rabb, negeri muslim terbesar di dunia, negeri Indonesia yang saya cintai ini. negeri yang saya berharap akan muncul penegak-penegak agamaMU.

Teringat janjiMU Ya Rabb, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." surah Al A'raf ( 7:96)

Ya Allah, salehkanlah pemimpin-pemimpin kami, sholehkanlah masyarakatnya, sholehkanlah kami dan keluarga kami dan limpahkan berkah pada negeri kami..aamiin

Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement