Senin 02 Dec 2013 16:54 WIB

Semakin Banyak Suku Igbo yang Memeluk Islam

Muslim Nigeria
Foto: AP
Muslim Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Semakin banyak kalangan non-Muslim Nigeria yang akhirnya memeluk islam. Ini karena, Islam menawarkan konsep monoteisme yang benar.

"Memang ada tudingan miring, kami menjanjikan uang kepada mereka. Padahal itdak demikian," ungkap Uchenna Ukah, seorang mualaf yang kini bernama Ibrahim Ukah, seperti dilansir onislam.net, Senin (2/12).

Ibrahim, satu dari 18 orang suku Igbo yang memeluk Islam di Masjid Nasional Abuja. Rata-rata yang memeluk Islam saat itu berusia 25-35 tahun, dan sebagian besar laki-laki. Tahun lalu, kepala suku Igbo dan anak perempuannya memeluk Islam. Kabar keislaman kepala suku tersebut sempat menggegerkan Nigeria. Ia dituduh menjadi Muslim karena terpaksa.

Putri kepala suku, Aisha membantah hal tersebut. Menurut Aisha, keputusannya memeluk Islam merupakan panggilan pribadi bukan paksaan. Hal itu dibenarkan Ibrahim. Tidak ada paksaan, apalagi Islam mengatur dengan tegas soal ini.

"Alasan saya memeluk Islam tidak dibuat-buat," kata dia.

Ibrahim mengungkap sejak lama ia mempelajari Islam selepas tragedi 9/11. "Saya punya gelar sarjana, yang membuat saya tidak bodoh. Saya mendalami ajaran Islam karena saya mempertanyakaan stereotip negatif terhadap Islam," kata dia.

Ibrahim begitu kagum dengan keteladanan Rasulullah. "Anda tahu, perang Badar bukanlah atas perintah Nabi. Perang ini merupakan wujud pembelaan diri Muslim. Mereka tidak punya pilihan lain selain membela diri atau menyerah pada Mekkah," kata dia.

Kian mendalami, Ibrahim menyadari Islam adalah agama yang benar. Namun, banyak kesalahan informasi yang membuat Islam begitu negatif.

Adik Ibrahim, Tobechi yang mengikuti jejak kakaknya mengaku menjadi seorang Muslim merupakan implementasi dari kebenaran ajaran Islam tentang monoteisme. "Anda tidak bisa memanipulasi Alquran," kata dia.

Tobechi sejak awal telah membaca ayat-ayat Alquran terkait terorisme. Nyatanya, ia tidak menemukan satu ayat tersebut. "Saya sendiri tidak percaya itu, tapi memang tidak ada. Islam tidak mendorong setiap Muslim membenci siapapun, bahkan umat Islam ditakdirkan menjadi umat yang adil," kata dia.

"Menakjudkan. Inilah yang aku dapatkan dari Islam," kata dia.

Abubakar Sideeq, asisten Imam masjid Nasional Abuja menegaskan dari seluruh mualaf yang pernah bersyarhadat di sini telah menemukan kebenaran. "Mendapatkan kebenaran itu tidak mudah. Mereka rasakan kepahitan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement