REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Prof Didin Hafidhudin, dalam acara penutupan pelatihan di Kampus IPB Bogor, menjelaskan ada lima potensi dalam Islam. Pertama adalah ajaran Islam yang komprehensif. Didalamnya terdapat konsep kehidupan yang menjadi pedoman. Islam mengajarkan untuk tidak mengambil riba, karena itu menyengsarakan kehidupan.
Namun saat ini banyak orang berpedoman kepada ekonomi Barat yang menjadikan riba sebagai bagian dari sistem ekonominya. Bukan membangkitkan ekonomi tapi malah menambah masalah. "Kita tidak pernah membayangkan Amerika negara paling besar hutangnya. Persoalan ini bukan manajemen dan administasi. Ini ideologi," jelasnya, di Bogor, Kamis (7/11).
Kedua adalah potensi ummat. Jumlah ummat Islam sangat besar di dunia. Ini, menurut Prof Didin, adalah kekuatan yang tidak bisa diremehkan. Di banyak negara, ummat Islam tumbuh berkembang. Mereka hidup dengan toleran, menyuarakan kedamaian. Ada juga ummat Islam yang didiskriminasi, seperti muslim di Birma dan Uighur di Cina. Hal ini menimbulkan keprihatinan masyarakat internasional.
Ketiga, sumber daya alam Negara mayoritas muslim sangat kaya. Minyak bumi dan lainnya berlimpah ruah. Kekayaan tersebut menurut Didin harus dikelola maksimal untuk kepentingan kejayaan Islam.
Keempat adalah potensi sejarah. "Sejarah kita luar biasa. Melahirkan peradaban luar biasa, mencerahkan, meningkatkan kualitas hidup manusia," jelasnya. Kelima, menurut Didin adalah pertolongan Allah. Dia menyatakan ummat Islam jika berdoa dan berusaha maka akan ditolong Allah. Sejumlah peperangan ummat Islam di zaman Rasulullah tidak lepas dari pertolongan Allah dengan menurunkan bala bantuan malaikat.