Ahad 03 Nov 2013 17:00 WIB

Tantangan Muslim Asia Tenggara

Peta ASEAN
Foto: confluence.furman.edu
Peta ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAWI -- Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat optimis bahwa umat Islam di kawasan Asia Tenggara (Asean) akan bersatu dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan yang besar, seiring dengan makin strategis posisi negara-negara bersangkutan dalam kancah politik internasional.

Pernyataan tersebut dikemukakan Sekjen seusai mengikuti Mesyuarat Senior Official Meeting (SOM) Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) ke-38 yang berlangsung pada 28-31 Oktober di Langkawi, Malaysia.

Pada pertemuan itu, kata Bahrul, Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri JamilKhir Baharom mengangkat isu liberalisme dan pluralisme umat Islam Nusantara yang perlu diperhatikan karena melalui serangan pemikiran dapat membawa perpecahan.

Memang pemuka agama Islam di kawasan Asia Tenggara (Asean) dituntut tanggungjawab dan perannya lebih besar lagi karena perkembangan dunia informasi dan teknologi demikian besar disamping posisinya sangat strategis sebagai benteng menghadapi isu yang mengancam umat tersebut di Nusantara, kata Bahrul.

Tantangan besar bagi umat Islam yang dimaksud Bahrul adalah dampak dari perkembangan teknologi informasi. Karena itu umat Islam dituntut mengambil peran lebih besar lagi ke depan. Untuk itu forum Mabims harus memberi kontribusi lebih nyata lagi karena hal itu sejalan realias dengan perkembangan dunia informasi dan teknologi yang berkembang pesat.

"Juga pemuka agama di kawasan itu dituntut bekerja sama dan bersatu lebih konkrit lagi," ia menegaskan.

Bahrul mengingatkan, forum Mabims sangat strategis untuk membangun kerjasama dan kemajuan umat Islam di Nusantara. Posisi negara-negara anggota Mabims yang diapit oleh Negara-negara Super Power dan Blok-blok Besar menuntut umat Islam untuk maju dan tidak tertinggal dari bangsa lain atau umat lain.

Mabims merupakan forum kerjasama Menteri Agama dari empat negara di Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura yang akan berusia seperempat abad. Mabims didirikan pada 9 Agustus 1989 bersamaan dengan pertemuan Menteri Agama Republik Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam pada 1989 di Brunei Darussalam. Pada 1994, ikut bergabung Singapura dalam forum Mabims.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement