Rabu 16 Oct 2013 18:16 WIB

Din: Agama Paling Dekat dengan Budaya Cina Adalah Islam

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin bersama Pimpinan Masjid Lautze, Ali Karim Oey.
Foto: Agung Sasongko/ROL
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin bersama Pimpinan Masjid Lautze, Ali Karim Oey.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia merupakan negara tujuan etnis Tionghoa perantau. Jumlahnya pun terbesar ketimbang negara lain.

"Yang unik, di Indonesia itu tidak ada China Town, karena dimana-mana China Town. Jadi, perlu ada hubungan harmonis antara kita dan komunitas Tionghoa," ungkap Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin ketika bersilaturahim ke Masjid Lautze, Jakarta, Senin (16/10).

Menurut Din, agama yang paling dekat dengan budaya Cina adalah Islam. Interaksi keduanya telah berlangsung beradab-abad silam. "Pernah tercatat dalam sejarah, laksamana dari Dinasti Ming, Cheng Ho datang ke nusantara. Beliau mengusung misi perdamaian ke Indonesia, dan inilah bukti interaksi yang terjadi cukup lama," kata dia.

Hubungan itu, kata Din, hingga melahirkan pepatah, yakni tuntutlah ilmu ke negeri Cina. "Ya, kita berharap etnis Tionghoa, sebagai saudara sebangsa dan setanah air tidak perlu ragu berhubungan dengan Islam. Alhamdulillah, kini ada Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Ali Karim Oey yang

 

telah menjembatani itu," kata dia.

Perlu diingat pula, kata Din, Haji Karim Oey, tokoh Muslim Tionghoa merupakan sahabat dari proklamator RI, Soekarno  dan tokoh Muhammadiyah, Buya Hamka. "Jadi, untuk itulah kita perlu mendukung dakwah di kalangan Tionghoa,"  kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement