REPUBLIKA.CO.ID, Kabar gembira datang dari muslim Prancis. Dengan bantuan dari Turki, mereka akan segera miliki kampus muslim pertama di kawasan Strasbourg. Kampus ini didirikan untuk mencetak para ulama yang akan menjadi juru dakwah di negeri cinta tersebut.
Komunitas muslim Prancis menyiapkan generasi baru para ulama yang kompeten. Para pemuda diajak belajar syariat untuk mengembangkan dakwah di negeri mereka, bahkan Eropa. Mereka lah yang akan menjadi para imam di masa mendatang untuk memimpin dan membimbing muslim Prancis.
Menurut Dewan Sosialis Strasbourg, Saban Kiper, program ini akan melahirkan para imam yang dibutuhkan muslim Prancis. Kampus yang didirikan pun akan menjadi standar pendidikan para calon pendakwah di Eropa. “Ini akan menjadi standar untuk Islam di Prancis dan Eropa,” ujar Kiper dikutip dari ANSA, dari OnIslam.
Program pendidikan da’i ini berbentuk layaknya kampus teologi. Para mahasiswa akan belajar tentang Islam selama lima tahun studi dengan kurikulum bahasa Arab intensif. Sebelum masuk kampus tersebut, terdapat Sekolah Menengah Muslim yang akan mempersiapkan pelajar. “Sekolah menengah akan menjadi tempat pembibitan dan perekrutan para calon mahasiswa teologi,” kata Kiper.
Kurikulum untuk selolah menengah berdasarkan Turki Imam Hatip. Proyek pencetakan para ulama ini memang diprakarsai oleh Turki. Seluruh proyek didanai oleh bagian layanan urusan keagamaan pemerintahan Turki. Saat ini kampus masih dalam proses pembangunan. Turki dikabarkan memberikan dana hingga 15 juta Euro.
Muslim Prancis berharap kampus tersebut dapat menatasi masalah minimnya imam dan da’I di negeri mereka. Sebagai minoritas, mereka hanya memiliki dua lembaga yang memberikan pendidikan bagi para calon da’I, yakni Masjid Agung Paris dan Uni Organisasi Islam di Perancis (UOIF).
Namun krisis ulama yang terjadi di Perancis juga dipicu oleh pengusiran beberapa imam dari negeri Eifeel. Sejak akhir 2012, pemerintah Perancis mewaspadai para imam yang mendakwahkan anti-semit dan mendorong agar muslim Prancis membenci negara mereka. Alhasil, beberapa imam diusir dari Perancis dan dilarang kembali. Kebutuhan ilmu agama muslim Perancis pun mulai kesulitan dipenuhi.
Prancis merupakan rumah bagi enam juta muslim. Negeri ini memiliki muslim terbesar dibanding negara Eropa lain. Prancis pun serinkali menjadi rujukan neggara-negara Eropa lain dalam menangani komunitas muslim yang tumbuh amat pesat di Eropa.