Rabu 25 Sep 2013 13:08 WIB

Sepak Bola dan Sujud Syukur

Selebrasi sujud penyerang muslim Chelsea, Demba ba.
Foto: dailymail.co.uk
Selebrasi sujud penyerang muslim Chelsea, Demba ba.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Imron Baehaqi

Cabang olahraga yang paling digandrungi masyarakat dunia adalah sepak bola. Sekalipun tidak mahir bermain bola, bahkan menendangnya pun kaku atau sama sekali tidak bisa, tetapi menontonnya hobi luar biasa. Begitulah faktanya.

Ada sebuah fenomena menarik dari dunia bola, yaitu pada saat terciptanya gol kemenangan yang disertai sujud syukur. Seperti dilakukan oleh pemain-pemain Muslim kelas dunia, salah satunya adalah Demba Ba.

Bintang pemain sepakbola yang sekarang mengabdi di klub Chelsea Inggris ini selalu melakukan aksi sujud syukur setiap mencetak gol. Sebuah aksi yang berani sekaligus mengharumkan Islam di tengah kehidupan Inggris yang mayoritas non Muslim.

Aksi sujud syukur yang dilakukan di tengah lapangan tersebut menunjukkan adegan spiritual dari sosok pemain yang berkepribadian Muslim. Meskipun berada di antara suasana gemuruh dan pujian para suporternya, Demba Ba masih ingat Allah dengan menjatuhkan keningnya ke tanah. Sujud syukur.

Konon khabarnya, pemain bola asal Senegal ini jauh dari kebiasaan minuman alkohol, menjaga shalat lima waktu dan tetap berpuasa di bulan Ramadhan. Sosok pemain bola yang masih langka dan jarang ditemukan, khususnya di  dunia Eropa yang kehidupan masyarakatnya penuh dengan kebebasan dan materialistik.

Selain itu, ia juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sehingga sesekali ia menyisihkan sebagian gajinya untuk disedekahkan kepada orang-orang miskin di negaranya.  Kekentalan akidah, kerendahan hati dan kedermawanannya ini sepatutnya menjadi teladan bagi segenap umat Islam, khusunya para pesepakbola Muslim lainnya.

 

Dalam konteks Nasional, terutama di tanah air, aksi sujud syukur yang dilakukan oleh pemain-pemain Muslim kita sering juga dilakukan. Misalnya baru-baru ini, Evan Dimas dan kawan-kawan melakukan sujud syukur karena gol-gol kemenangannya pada saat menghadapi timnas Malaysia dan Timor Leste yang menentukan keberhasilan mereka untuk melaju ke semi final dan final Piala AFF U-19. Dan di babak penentuan yang menegangkan, aksi sujud syukur dilakukan kembali setelah mereka menjadi juara di laga bergengsi Asia itu setelah mengalahkan Timnas Vietnam lewat adu penalti.

Menurut Jumhur atau mayoritas pendapat ulama, sujud syukur adalah sunnah, karena hal tersebut pernah dilakukan oleh Nabi SAW, para sahabat, dan para tabi’in.

Sebagimana diriwayatkan oleh Abu Bakrah, ”Bahwa Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan kabar gembira beliau bersujud karena bersyukur kepada Allah”. (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan Turmudzi).

Dan dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi, bahwa Rasulullah SAW melakukan sujud syukur kepada Allah ketika mendengar berita bahwa raja Hamadan masuk Islam.

Perbuatan Nabi Muhammad SAW tersebut kemudian diteladani oleh para sahabat dan tabi’in. Salah satunya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA yang melakukan aksi sujud syukur ketika mendapat kabar bahwa Musailamah Al-Kadzdzab (nabi palsu) terbunuh oleh pasukan Muslim.

Hakikatnya, pada saat seseorang melakukan sujud syukur dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, pemain bola atau siapa saja, berarti ia telah bertawakal dan menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. Pujian, kesyukuran, pensucian dan pengagungan itu diyakininya hanya milik Allah SWT.

Di samping itu, hikmah dan faedah dari sujud syukur adalah dapat melahirkan sifat tawadhu (rendah hati) atau mencegah dan menghilangkan sifat sombong atau takabur pada pelakunya.

Orang yang tawadhu menyadari bahwa apa saja yang dimilikinya, rupa cantik atau tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, kemenangan atau keberhasilan, pangkat dan jabatan dan lain sebagainya, semuanya itu adalah karunia dari Allah.

Oleh sebab itu, penting kiranya kita membaca dan merenungkan kembali firman Allah SWT berikut ini, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka itu semua datang dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepadaNya kamu meminta pertolongan.” (QS.An-Nahl [16]:53). Wallahu Al-Musta’an.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement