REPUBLIKA.CO.ID, GRANADA -- Berakhirnya era kejayaan Islam di jazirah Iberia, dibarengi dengan menurunnya populasi umat Muslim. Namun, tidak sepenuhnya menurun, karena masih ada satu komunitas Muslim yang tersisa.
Komunitas ini bukanlah imigran, tetapi warga asli. Ya, mereka adalah komunitas yang menetap di Orgiva, Alpujarras, Granada. "Ada 20 kepala keluarga atau seratus orang, kebanyakan dari kami mualaf," ungkap Qasim Barrio Raposa, pemilik kafe Baraca, seperti dilansir Onislam.net, Sabtu (21/9),
Menurut Qasim, komunitas Muslim telah menetap di sini seperempat abad. Mereka bukan komunitas yang terasing, tetapi sering berinteraksi dengan warga lainnya. "Setiap orang tahu komunitas Muslim dan kafe Baraka," tuturnya.
Qasim merupakan mualaf. Satu dekade lalu ia mengucapkan syahadat. Keputusannya memeluk Islam datang setelah ia berinteraksi dengan umat Islam di sana. Ia banyak berdiskusi tentang Islam dan Muslim. Tak heran bila ia rutin mengunjungi masjid.
"Kebanyakan yang memeluk Islam di sini, berasal dari wilayah Eropa lainnya, Amerika, dan warga lokal. Mereka yang memeluk Islam awalnya merupakan pebisnis, saya pun demikian," kenang dia.
Orgiva merupakan kota kecil yang kental dengan kebudayaan Bohemian. Posisinya 59 km dari kota Granada. Orgiva memiliki populasi 6.000 jiwa. Mayoritas warganya merupakan keturunan Muslim Spanyol yang masih ada.