REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia kembali meluluskan 45 penghafal Al Quran (Hafiz) berkualitas lulusan Pondok Pesantren Sulaimaniyah dari Turki yang berada di Jakarta.
Para Hafiz Quran ini pesantren Sulaimaniyah ini merupakan angkatan ke 6 tahun ajaran 2012-2013, hasil kerjasama Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Pusat Persatuan Kebudayaan Islam di Indonesia (UICCI).
Yang membedakan para santri Hafiz Quran ini dengan para lulusan Hafiz lainnya, selain fasih menghafal 30 juz, mereka juga mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri, Republik Turki. Direktur UICCI, Hakan Soydemir dalam sambutan pengesahan para Hafiz Al Quran mengatakan, Pesantren Sulaimaniyah sejak tahun 2009 telah meluluskan Hafidz Quran berkualitas di Indonesia.
Para Hafiz lulusan Sulaimaniyah ini, jelas dia, didik dengan metodologi penghafalan Alquran yang baik yang telah diterapkan lama di Turki Usmani. Dengan metodologi penghapalan Quran ini, para santri dapat dengan cepat melakukan hapalan Quran. Seperti yang telah dilakukan delapan santri lulusan yang berhasil menghapal Quran 30 juz dalam waktu hanya empat bulan.
Ia mengatakan, sejak lulusan pertama pada 2009 hingga saat ini sudah ratusan Hafiz Quran Indonesia hadir dari Pesantren ini. Para Hafidz ini langsung diberangkatkan ke Turki untuk menempuh studi Quran lebih lanjut dan memperdalam kajian Alquran.
"Lulusan Sulaimaniyah nantinya tidak hanya mengajarkan Quran dan melayani umat Islam di Indonesia saja, namun juga melayani umat Islam lain di negara-negara Asia seperti Thailand, Vietnam, Korea Selatan dan Jepang,"ujar Hakan dalam Acara Wisuda dan pelepasan Santri ke Turki di kantor Kemenag, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta, Kamis (22/8).
Ia menjelaskan, salah satu keberhasilan dakwah hafiz lulusan Sulaimaniyah yang telah mengenyam pendidikan di Turki adalah, dua orang Hafidz santri lulusan yang saat ini menjadi pendakwah di salah satu masjid terbesar di kota Seoul, Korea Selatan.
Hadir dalam acara Wisuda dan pelepasan santri ke Turki ini Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali, Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Nur Syam, Direktur Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren, Ace Saefudin, Perwakilan dari Perwakilan pemerintah negara tetangga, Duta besar Turki, Tugrul Erfan Ozten serta para Hafiz dan santri Pesantren Sulaimaniyah.