REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang baik dan benar di mata ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), HM Jusuf Kalla punya kriteria tersendiri.
Apa itu? Menurut JK, demikian pria ini akrab disapa, LAZ yang baik adalah pemasukannya besar sedangkan saldonya kecil.
Menurut JK, jika kondisinya seperti itu, berarti zakat tersalurkan dengan cepat. Sebaliknya, bila ada LAZ yang pemasukannya besar dan saldonya juga besar, maka itu berarti lembaga tersebut tidak efektif dalam penyaluran zakat.
‘’Jadi jangan berlama lama menyimpan zakat, segera salurkan kepada para mustahid kaum penerima zakat,’’ ujar JK saat memberikan sambutan di acara penyerahan bantuan kepada lembaga-lembaga Islam se Indonesia di Gedung Niaga, Jakarta , Kamis (4/7).
Mantan wakil presiden RI ini mengatakan, para penerima zakat butuh dana tersebut untuk kehidupan mereka. Saat ini kata JK, Indonesia adalah negara yang dakwah bil lisannya terbesar di dunia. Menurutnya, tak ada negara di dunia yang saluran televisinya menayangkan dakwah sebanyak siaran televisi di Indonesia.
JK mengatakan, jika dihitung, topik dakwah yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia, bisa mencapai 50 ribu topic. Demikian pula dengan pelaksanaan ibadah shalat di masjid-masjid, Indonesia termasuk yang terbesar.
Jamaah haji dan umrah Indonesia, juga besar. Bahkan jutaan jamaah terpaksa harus antre menunggu giliran. Artinya, kata JK, rukun Islam di Indonesia berjalan dengan baik.
Namun yang masih agak kurang, menurut Ketua PMI itu, kaum muzakkir atau kelompok pembayar zakat. ‘’Inilah yang harus ditingkatkan,’’ kata JK.
Dengan kata lain, praktek atau dakwah bil hal melalui aktivitas kedermawanan dan peningkatan pembayaran zakat masih perlu terus digalakkan.