Ahad 16 Jun 2013 21:17 WIB

Skotlandia Khawatirkan Perkembangan Islamofobia

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: avizora.com
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGLOW -- Pemerintah lokal Skotlandia khawatir dengan perkembangan Islamofobia di wilayahnya. Untuk itu, mereka mulai mendorong usaha untuk memerangi Islamofobia.

"Serangan terhadap agama, ras atau budaya tidak dapat diterima. Sebaliknya, meniadakan rasisme terhadap agama perlu dijaga, jangan menambah beban umat Islam dengan menyerang mereka," kata Menteri Keamanan Masyarakat Skotlandia, Roseanna Cunningham seperti dikutip The Herald Tribune, Ahad (16/6).

Roseanna mengungkapkan tindakan tegas telah diberlakukan kepada siapapun yang masih melanggar aturan soal rasisme terhadap agama. Namun, pemerintah tetap membutuhkan bantuan masyarakat untuk lebih awas terhadap rasisme.

"Kita perlu bekerja keras bersama, dalam hal ini masyarakat dan serikat pekerja untuk menjaga pandangan rasisme atas nama demokrasi," ujar Roseanna.

Data statistik tahun lalu mencatat terjadi penurunan serangan rasisme terhadap agama  sekitar 15 persen. Namun, terjadi peningkatan serangan rasisme terhadap Muslim. Tahun lalu, hanya ada 19 laporan serangan rasisme terhadap Muslim, kini jumlahnya mencapai 80 laporan.

Pakar Hukum, Frank Mulholland mengatakan komitmen pemerintah sangat ditunggu. Ini karena sangat penting dalam upaya menurunkan serangan rasial kepada agama.

"Skotlandia merupakan wilayah yang tidak mentolerir prasangka rasial terhadap asal usul dan agama. Kita adalah bangsa dimana setiap umat agama hidup berdampingan secara damai," kata Frank.

Margaret Woods dari Gabungan Serikat Buruh (GCWR) menilai penurunan serangan rasis terhadap agama bukanlah kabar baik. Sebab, masih ada pihak yang menargetkan kalangan imigran.

"Kami memiliki perhatian serius terhadap Islamofobia. Tentu kami berupaya untuk menahan pihak-pihak tertentu, agar tidak menyerang komunitas Muslim," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement