Kamis 13 Jun 2013 14:41 WIB

Memeluk Islam, Pria Amerika Ini Menghabiskan Usianya untuk Masjid

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Umar Abdul Aziz mantap berislam pada tahun 1969. Semua berawal ketika ia mencari pekerjaan. Ia rela hijrah dari New York ke Abiquiu demi mendapatkan pekerjaan.

Tapi, siapa sangka kepindahannya ke Abiquiu merupakan pintu awal menuju hidayah. Bekerja membangun masjid bersama pekerja Muslim membuat Umar jatuh hati pada agama ini.

 "Aku benar-benar menikmatinya. Itu adalah pengalaman yang indah," ujar Umar menggambarkan perasaannya saat menjadi bagian dari pembangunan masjid Abiquiu.

Saat ini Umar tak lagi muda. Ia telah mantap berislam setelah 43 tahun lalu bersyahadat. Ia bahkan lupa dengan identitas lamanya dan enggan menyebut nama aslinya. Ia lebih suka dengan nama barunya, Umar Abdul Aziz.

Di usia senja, ia menghabiskan waktu di masjid yang ia ikut andil dalam membangunnya. Masjid itu pula yang menghantarkannya pada manisnya hidayah Allah. Ia begitu bersyukur atas pengalaman hidup, ketidaksengajaan yang justru menyelamatkan hidupnya.

Bukan hanya dari sisi penghasilan, melainkan juga kebenaran Islam yang ia peroleh.

Di masjid tersebut, Umar pun mendapat banyak keluarga baru. Muslimin setempat menjadi keluarga baru Umar selama ini. Kedua putranya pun besar dengan baik di tengah-tengah umat Islam.

"Saya bertemu banyak orang yang tak pernah saya jumpai sepanjang hidup saya. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa," tuturnya dengan mata sayu, terharu, bersyukur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement