Kamis 30 May 2013 11:30 WIB

Yulio Muslim da Costa: Mualaf Hafal Alquran 30 Juz (Bagian-3)

Ustaz Muslim, mualaf dan hafiz Alquran 30 juz pimpinan Pesantren Bina Madani Bogor
Ustaz Muslim, mualaf dan hafiz Alquran 30 juz pimpinan Pesantren Bina Madani Bogor

REPUBLIKA.CO.ID,

Acara siraman rohani agama Islam yang ditayangkan televisi nasional menarik perhatiannya.

Setibanya di Pondok Pesantren Taruna Alquran Yogyakarta, Muslim mengisi hari-harinya dengan mempelajari agama Islam. Berbekal semangat tinggi, ia akhirnya mampu membaca tulisan Arab.

Hanya dalam hitungan tiga pekan, Muslim sudah menamatkan buku Iqra. Setelah bisa membaca tulisan Arab, sedikit demi sedikit ia mulai menghafal surat-surat pendek.

Ketekunannya menghafal Alquran berbuah manis. Selama di pesantren itu ia mampu menghafal sembilan juz Alquran.

Melihat semangat Muslim yang begitu tinggi, KH Umar Budihargo mengirimnya ke salah satu pondok pesantren khusus tahfiz selama enam bulan.

Sekembalinya dari pondok tahfiz, Muslim mengikuti ujian SMP, dan dia lulus dengan hasil yang memuaskan. Sering kali dalam shalat-shalat malam, Muslim menangis mensyukuri hidayah Allah.

Muslim juga kadang sering berdoa meminta kepada Allah SWT agar tetap istiqamah untuk belajar agama Islam lebih mendalam lagi.

Doanya terkabul. Muslim menjadi salah satu santri yang ditunjuk untuk mengikuti tes seleksi melanjutkan studi ke kota Nabi saw, yaitu Madinah al-Munawarah.

Tanpa sengaja, Muslim sempat bertemu dan berbincang-bincang langsung dengan salah satu syekh penguji dari Madinah. Bermodalkan bahasa Arab sebisanya, Muslim memberanikan diri menceritakan sebagian dari kisah hidupnya.

Sang syekh sangat tertarik dengan cerita kehidupan mualafnya. Ulama dari Madinah itu meminta Muslim untuk membawa ijazah dan ingin mengujinya langsung.

Sembari menunggu pengumuman hasil tes penerimaan dari Madihah, KH Umar Budihargo memberi amanah kepada Muslim memegang pondok di Gunung Kidul, Karangmojo, Yogyakarta pada 1997.

Setahun kemudian, pengumuman hasil tes itu keluar. Ia menjadi salah seorang peserta yang terpilih untuk menimba ilmu di Kota Madinah. Pada Ramadhan tahun 1999, ia sempat pulang ke Tanah Air. Ia bermaksud untuk mengajak kedua orang tua dan adik-adiknya memeluk Islam.

Saat itu pascareferendum keluarganya sedang mengungsi di Kupang, NTT. Muslim pun bertemu dengan keluarganya, dan ia menyampaikan ajakannya itu. Namun, hidayah hanya milik Allah SWT. Saat itu, keluarganya belum merespons dakwahnya untuk memeluk Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement