Kamis 30 May 2013 11:16 WIB

Yulio Muslim da Costa: Mualaf Hafal Alquran 30 Juz (Bagian-1)

Ustaz Muslim, mualaf dan hafiz Alquran 30 juz pimpinan Pesantren Bina Madani Bogor
Ustaz Muslim, mualaf dan hafiz Alquran 30 juz pimpinan Pesantren Bina Madani Bogor

REPUBLIKA.CO.ID,

Acara siraman rohani agama Islam yang ditayangkan televisi nasional menarik perhatiannya.

Man Jadda Wajada. Barang siapa bersungguh-sungguh, pastilah ia berhasil. Ungkapan seorang bijak yang biasa dihafal kalangan santri itu benar-benar diamalkan Yulio Muslim da Costa, seorang mualaf asal Timor Timur.

Berkat kerja keras dan kesungguhannya, Yulio Muslim pun akhirnya mampu menghafal Alquran sebanyak 30 juz.

Sebelum memeluk Islam, ia bernama Yulio da Costa Freitas. Yulio terlahir dari keluarga yang amat sederhana, 33 tahun silam, tepatnya 5 Januari 1977 di Dusun Baruwali, Lautem, Timor Timur, kini Timor Leste.

Ia adalah seorang penganut Katolik yang aktif. Selain taat dengan keyakinannya, ia juga dipercaya sebagai pembantu pastor dalam setiap kegiatan rutinitas gereja, terutama dalam setiap acara misa mingguan.

Seiring waktu, keimanannya mulai goyah. Setelah tiga tahun membantu pastor di gereja, Yulio mengaku sering mendengar bisikan di antara teman-temannya yang ragu akan kebenaran agama yang dipeluknya.

Terlebih, sanak saudaranya banyak yang memeluk Islam. Hati Yulio pun semakin gundah. Perlahan-lahan keyakinannya terhadap agama Katolik yang dianutnya mulai meluntur.

Yulio pun mulai melirik agama Islam. Acara siraman rohani agama Islam yang ditayangkan televisi nasional mulai menarik perhatiannya.

Jalan menuju Islam akhirnya terbuka. Suatu hari, Ustaz Zakaria Fernandes, salah satu pamannya yang menjadi dai di Lautem, mulai mendekati dan mengajaknya masuk Islam.

Yulio pun tertarik dengan ajakan sang paman. Terlebih, dengan masuk Islam ia memiliki kesempatan untuk bersekolah di Pulau Jawa.

Tekadnya memeluk Islam sempat terbentur keluarga. Kedua orang tua dan sebagian keluarganya menentang niat Yulio pindah agama.

Namun, halangan itu tak menyurutkan tekad bulatnya menjadi seorang Muslim. Keseriusannya untuk berpindah akidah akhirnya mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Sebelum Yulio mengucapkan dua kalimat syahadat, jumlah pemeluk Islam di kampung halamannya masih bisa dihitung jari. Ia mengaku pernah menyaksikan perayaan Idul Fitri di kampungnya hanya diikuti tak lebih dari 20 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement