Kamis 16 May 2013 15:32 WIB

Jamaah Umrah Tak Terganggu Isu Virus Korona

Virus Korona
Foto: who.org
Virus Korona

REPUBLIKA.CO.ID, Mata dunia tertuju pada kawasan timur tengah dalam masalah kesehatan. Ditemukan infeksi saluran pernapasan mirip penyakit sindrom pernapasan akut (SARS) yang disebut dengan virus baru korona (NCoV).

Namun, ternyata isu yang merebak tersebut tak menganggun jalannya ibadah umrah yang sedang terselenggara maupun ibadah haji yang sebentar lagi dilaksanakan. Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh RI (Amphuri), Fuad Hasan Masyhur, mengatakan pada ROL, masyarakat Indonesia masih yakin dengan keamanan penyelenggaraan ibadah umrah, termasuk dalam masalah kesehatannya.

Menurutnya, isu tersebut tak membuat calon jamaah takut ataupun membatalkan rencana perjalanannya ke Tanah Suci. “Kami yakin pemerintah Arab Saudi bisa mengatasi hal ini dan tak menganggu jalannya ibadah yang dijalankan,” katanya. 

Terjadinya peristiwa virus yang memakan korban ini, menurutnya tak perlu dibesar-besarkan. Di dunia ini banyak penyakit lain yang memakan korban lebih banyak, TBC salah satunya. Jumlah korban dan kematian yang disebabkan oleh TBC jauh lebih banyak dan tempatnya pun menyebar diseluruh dunia. “Itu saja tak membuat panik, mengapa virus baru ini memunculkan ketakutan,” ujarnya. 

Pihaknya percaya pada pemerintah Arab Saudi yang akan bisa memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi jamaah yang datang. Antisipasi yang dilakukan pun sesuai dengan yang diinstruksikan pihak sana, yaitu suntikan meningitis, juga perlengkapan kesehatan lain yang diperlukan saat menjalankan ibadah disana.

Menurutnya, isu virus baru korona ini tak membuat perubahan yang signifikan pada jumlah peminat dan jamaah umrah dan haji di Indonesia. Untuk jamaah umroh saja, ia yakin dalam tahun ini ada lebih dari 500 ribu jamaah yang datang ke Arab Saudi. “Dalam satu bulannya ada 40 ribu hingga 50 ribu jamaah umroh,” ungkapnya.

Jumlah yang besar ini menunjukkan minat masyarakat Indonesia dalam menjalankan ibadah ke tanah suci sangat besar. “Kedutaan saja bisa mengeluarkan visa sejumlah dua ribu hingga tiga ribu dalam satu hari,” paparnya.

Ia pun sangat menyayangkan adanya isu kesehatan seperti ini jika nanti berimbas pada hilangnya kesempatan dalam melakukan ibadah. Ia berharap pemerintah Arab Saudi bisa segera mengatasi kepanikan yang terjadi akibat ditemukannya virus baru yang kataya bisa menular antar manusia ini.

Hal yang sama juga dipaparkan oleh Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umroh dan Haji (Himpuh), Baluki Ahmad. Menurutnya, isu adanya virus baru ini tak bisa membendung keinginan masyarakat Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah ke tanah suci, baik itu umroh maupun haji.

Virus baru ini, menurutnya bisa diatasi oleh Pemerintah Arab Saudi, baik dalam bentuk pencegahan maupun tindakan yang lain. Pemerintah Arab Saudi tak akan membiarkan adanya isu kesehatan ini membuat kunjungan umrah berkurang.

Pihaknya percaya pada pemerintah Arab Saudi yang tetap bisa memberikan pelayanan maksimal pada jamaah umrah ataupun haji yang datang dari negara manapun, termasuk Indonesia. “Korban yang kena itu dari timur tengah bagian yang mana belum jelas,” katanya. Jika daerah yang membuat orang tertular virus tersebut bukan daerah yang dilewati dalam menjalankan ibadah umroh dan haji, maka tak perlu mengkhawatirkan penyelenggaraan ibadah ini akan terganggu oleh isu ini.

Dari tangan pemerintah, Direktur Pembinaan Haji Kementerian Agama RI, Ahmad Kartono, memaparkan belum mengetahui pasti tentang isu virus baru ini. Namun ia percaya antisipasi akan dilakukan agar pelaksanaan ibadah umroh dan haji bisa berjalan lancar. “Pihak Kesehatan haji nanti yang akan mengambil tindakan,” ujarnya. 

Ketika nanti ia telah bisa mengetahui secara pasti dan gamblang mengenai isu virus korona yang baru ini, baru nanti ia akan memaparkan antisipasi apa yang harus dilakukan oleh para calon jamaah.

Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan ditemukannya virus baru korona, yang telah memakan korban 18 jiwa di Timur Tengah dan Eropa. Virus korona berasal dari keluarga sama dari pemicu Sindroma Pernapasan Sangat Parah (SARS), yang merebak di Asia pada akhir 2003 dan telah menewaskan korban sebanyak 775 orang. 

Virus ini tampaknya dapat menular antar-manusia. Hal ini dipastikan karena salah satu pasien yang berada dekat dengan korban yang telah tertular virus ini saat berada di Dubai, juga tertular virus korona baru ini.

Namun begitu, masih sedikit korban dan tindakan cepat yang dilakukan berbagai pihak, membuat isu virus baru ini tak menganggu jalannya 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement