Kamis 02 May 2013 19:48 WIB

Abdurahman Nashir As-Sa'diy Pakar Tafsir dari Unaizah (Bagian-2)

Kitab Tafsir Ibnu Katsir (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Kitab Tafsir Ibnu Katsir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh ; Afriza Hanifa

Dia bersafari dari satu tempat ke tempat lain demi mendapat faedah ilmu.

Dengan kegigihan tersebut, syaikh pun memiliki banyak sekali guru. Di antaranya, Syekh Ibrahim bin Hamad bin Jasir, guru pertama As-sa’diy dalam mempelajari agama.

Kemudian, seorang qadhi Unaizah, Syekh Saleh bin Utsman, ketika ia mempelajari fikih. Lalu, Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Haasir, Syaikh Muhammad bin Abdul Kariim Asy Syibl, Syaikh Muhammad Asy Syinqiti, dan masih banyak lagi.

Beberapa penulis biografi menyebutkan, As-Sa’diy merupakan murid dari dua ulama yang sangat terkenal, yakni Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim.

Dalam hal ini, syaikh tidaklah bertemu langsung karena perbedaan generasi dengan dua ulama tersebut. Hanya saja, para penulis biografi tak segan menyebut As-Sa’diymerupakan murid keduanya karena ia sangat memperhatikan dan mempelajari setiap karya dua ulama tersebut.

Syaikh As-Sa'dy sangat mendalami karya-karya kedua ulama sehingga seakan-akan ia adalah murid Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim.

Menginjak usia 30 tahun, syaikh tak lagi sekadar menuntut ilmu, melainkan juga mengajarkannya. Banyak penuntut ilmu yang datang untuk belajar kepadanya. Seluruh waktu syaikh pun hanya untuk belajar dan mengajar.

Di antara murid As-Sa’diy, terdapat seorang ulama yang juga amat terkenal pada generasi selanjutnya. Ia adalah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin.

 

Selama hidupnya, As-Sa’diy menghasilkan banyak sekali karya. Yang paling terkenal ialah karya di bidang tafsir. Beberapa di antaranya, Taisirul Karimil Mannan fi Tafsir Kalamil Rahman, yakni Kemudahan dari Yang Mahamulia lagi Maha Pemberi dalam Tafsir Kalam Ilahi. Ini terdiri atas delapan juz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement